Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (16/2) mengecam langkah legislator Rusia untuk mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dan didukung Rusia di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka.
Majelis rendah Rusia (Duma), Selasa (15/2) memilih untuk meminta Presiden Vladimir Putin mengakui republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014 setelah Presiden Viktor Yanukovych disingkirkan dari jabatannya dalam Revolusi Ukraina.
Uni Eropa mendesak Moskow untuk tidak menindaklanjuti pemungutan suara Duma. Persetujuan pemungutan suara lebih lanjut bisa meningkatkan ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat terkait pengerahan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina yang telah memicu kekhawatiran akan invasi Rusia.
BACA JUGA: NATO: Tak Ada Bukti Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina"Pemberlakuan resolusi ini akan semakin merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, mempertanyakan lebih lanjut komitmen yang dinyatakan Rusia untuk terus terlibat dalam diplomasi guna mencapai resolusi damai dari krisis ini," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Blinken memperingatkan bahwa langkah seperti itu akan “memerlukan tanggapan cepat dan tegas dari Amerika dengan koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra AS.”
Rusia telah membantah bahwa Moskow berencana untuk menyerang Ukraina dan menuduh Barat mengobarkan ketegangan.
Pengakuan kepada kedua republik itu bisa membatalkan kesepakatan Minsk yang dicapai pada 2014 dan 2015 setelah separatis yang didukung Rusia merebut wilayah di wilayah Donbas Ukraina. Ukraina telah berperang dengan daerah-daerah yang memisahkan diri sejak 2014, konflik yang telah menewaskan sekitar 15.000 orang. [my/jm]