Para pekerja bantuan PBB dan para pejabat Yaman pada Minggu (17/10) mengatakan para pemberontak Houthi telah melanjutkan blokade yang berlangsung sepekan penuh di sebuah distrik di provinsi Marib.
Mereka mengatakan langkah itu menghalangi bantuan kemanusiaan dan pergerakan sebanyak 37.000 orang di wilayah tersebut. Para pejabat itu mengatakan kelompok pemberontak Houthi, yang mendapatkan dukungan dari Iran, terus bergerak maju di distrik Abdiya, yang berada di sebelah selatan kota Marib, dalam beberapa bulan belakangan. Hal tersebut memaksa para tentara yang diakui pihak internasional untuk bergerak mundur.
BACA JUGA: PBB: Konflik dan Aksi Kekerasan di Yaman Berlanjut, Warga Putus Asa Bangun Kembali KehidupanHouthi "melakukan genosida" di Abdiya dengan mencegah masuknya makanan, obat-obatan dan keperluan dasar lain, kata Gubernur provinsi Marib Sheikh Sultan al-Aradah.
Serangan di Abdiya itu adalah bagian dari upaya Houthi untuk mecaplok kota Marib yang dikuasai pemerintah. Para pemberontak telah berusaha bertahun-tahun untuk merebut kota tersebut. Mereka mengintensifkan serangan mereka sejak Februari lalu.
Yaman mengalami perang saudara sejak 2014, ketika kelompok Houthi merebut ibu kota, Sanaa, dan memaksa Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi dan pemerintahannya yang diakui dunia internasional untuk lari ke selatan, dan kemudian mengungsi ke Arab Saudi.
Perang itu telah menimbulkan salah satu krisis kemanusiaan yang terburuk di dunia. (vm/rs)