Pejabat Boeing “secara tidak tepat” menguji pilot selama usaha sertifikasi ulang setelah dua pesawat Boeing 737 MAX yang jatuh dan menewaskan 346 orang, demikian menurut sebuah laporan kongres panjang yang dirilis hari Jumat (18/12).
Laporan dari Staf Fraksi Republik di Komite Perdagangan Senat mengatakan, pengetesan sistem keselamatan kunci dari MCAS yang terkait dengan kejatuhan pesawat 737 MAX ke itu bertentangan dengan protokol yang benar.
Komite menyimpulkan FAA dan pejabat Boeing “telah menetapkan hasil sebelumnya guna mempertegas asumsi faktor manusia terkait dengan waktu reaksi pilot. Tampaknya dalam hal ini, FAA dan Boeing berusaha menutup-nutupi informasi penting yang mungkin menjadi penyebab tragedi jatuhnya Boeing 737 MAX.”
Laporan itu mengutip keterangan pelapor rahasia (whistleblower) yang menuduh pejabat Boeing mendorong pilot penguji untuk “ingat, dan langsung ke sistem kendali pada kokpit (pickle switch),” sebelum latihan yang menyebabkan reaksi pilot dalam hitungan 4 detik, sementara pilot lainnya dalam uji terpisah bereaksi selama 16 detik.
BACA JUGA: Badan Pengawas Penerbangan AS Segera Cabut Larangan Terbang Boeing 737 MAXKeterangan ini diperkuat selama wawancara staf FAA, demikian ditambahkan oleh komite.
Berbagai laporan memperoleh temuan Boeing gagal dalam mempertimbangkan bagaimana pilot merespons secara memadai pada situasi darurat di kokpit dalam pengembangan 737 MAX.
Boeing pada Jumat (18/12) mengatakan, pihaknya secara “serius mempertimbangkan temuan komite dan akan terus meninjau laporan itu sepenuhnya.”
Ketua Komite Komersial Senat, Roger Wicker, mengatakan laporan itu “memerinci sejumlah contoh penting dari kelalaian dalam pengawasan keselamatan penerbangan dan kepemimpinan yang gagal di pihak FAA.”
Komite juga mengatakan bahwa “berbagai whistleblower independent menghubungi komite dan menuduh manajemen senior FAA ikut terlibat dalam menentukan tingkat sertifikasi pelatihan 737 MAX sebelum ada evaluasi.” [jm/pp]