Otoritas penerbangan Indonesia dan India, Kamis (6/12), mendesak lebih banyak pelatihan simulator untuk pilot-pilot pesawat Boeing 737 MAX setelah kecelakaan fatal yang menimpa Lion Air JT610 pada akhir Oktober, Reuters melaporkan.
Sementara itu Boeing menegaskan pesawat 737 MAX buatannya tersebut aman.
BACA JUGA: Lion Air Pertimbangkan Batalkan Pesanan Pesawat BoeingCEO Boeing Dennis Muilenburg, mengatakan dalam wawancara dengan CNBC, Kamis, bahwa dia “sangat yakin” dengan keamanan 737 MAX. Pesawat ini adalah tipe terbaru pesawat jet penumpang yang menjadi pilihan selama puluhan tahun.
“Kami tahu pesawat-pesawat kami aman,” kata Muilenburg. “Kami belum mengubah filosofi rancangan kami.”
Penyelidik kecelakaan mengatakan mereka memusatkan perhatian pada sistem anti-stall atau sistem yang mencegah pesawat kehilangan daya angkat. Sistem anti-stall itu diduga menyebabkan pesawat Lion Air nahas itu terus menukik karena mendapat data yang salah dari sensor yang rusak di sebelah kiri. Sensor tersebut tidak diganti setelah penerbangan sebelumnya yang juga bermasalah.
Boeing mengatakan prosedur kokpit yang diterapkan pada penerbangan sebelumnya sudah ada untuk mengatasi masalah tersebut. Tapi regulator penerbangan AS mengatakan Boeing juga menyelidiki kemungkinan kesalahan perangkat lunak. Penyelidikan itu dilakukan setelah Boeing dikecam karena tidak memberitahu perubahan terbaru yang dilakukan pada sistem otomasi pada buku manual 737 MAX.
Pernyataan Muilenburg keluar bersamaan dengan pernyataan dari regulator penerbangan India yang mengatakan pilot-pilot yang menerbangkan 737 MAX harus mendapat pelatihan simulator yang meniru skenario yang diduga menjadi penyebab kecelakaan.
Kementerian Perhubungan Indonesia juga mengatakan akan segera menerapkan kewajiban baru pelatihan simulator.
Pelatihan tambahan juga menjadi perhatian utama setelah kecelakaan
Lion Air berencana untuk memiliki simulator 737 MAX sendiri tahun depan, kata Managing Director Daniel Putut pekan lalu
BACA JUGA: KNKT Nyatakan Pesawat Lion Air PK-LQP Laik TerbangPada hari yang sama, Lion Air juga membenarkan laporan Reuters bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pesanan Boeing 737 MAX yang sudah ditandatangani setelah Lion Air JT610 jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober. Seluruh 189 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.
Masih ada 190 pesawat jet Boeing pesanan Lion Air yang belum dikirim senilai total $22 miliar. Pesanan itu diluar 197 pesawat yang sudah dikirim. Pesanan jumbo Lion Air menjadikan maskapai penerbangan itu salah satu konsumen ekspor terbesar AS. [ft/ww]