Bom Bunuh Diri di Kolombia Tewaskan Sedikitnya 21 Orang

Suasana di lokasi pemboman di akademi polisi di Bogota, Kolombia, pasca insiden bom bunuh diri, Kamis, 17 Januari 2019.

Serangan bom truk bunuh diri di sebuah akademi kepolisian, Kamis (18/1) di Kolombia menewaskan sedikitnya 21 orang dan mencederai sedikitnya 68 orang.

Presiden Kolombia Ivan Duque membatalkan pertemuan yang seharusnya dilaksanakan di bagian barat Kolombia dan bergegas kembali untuk mengunjungi lokasi ledakan di dekat Bogota.

“Ini merupakan serangan yang bukan hanya terhadap generasi muda, pasukan keamanan atau polisi. Ini serangan terhadap masyarakat,” kata Duque. “Tindakan gila teroris ini tidak akan dibiarkan.”

Kimberley Breier, asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk urusan Amerika Latin, juga mengecam serangan tersebut, dan mengatakan Amerika menyatakan belasungkawanya kepada para korban dan keluarga mereka.

Truk pikap yang dipenuhi bom itu menabrak gerbang sekolah perwira yang terletak di selatan ibukota, meskipun pintu masuk itu dikelilingi pengawal bersenjata dan anjing-anjing pelacak bom.

Pengemudi truk itu telah diidentifikasi, tetapi belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab.

Tetapi kelompok pemberontak ELN telah meningkatkan serangan-serangan terhadap polisi sejak pembicaraan perdamaian macet, sewaktu pemberontak menolak memenuhi tuntutan pemerintah agar membebaskan seluruh sanderanya.

ELN sekarang adalah kelompok pemberontak bersenjata terbesar di Kolombia sejak FARC dibubarkan dan menjadi partai politik, sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian dengan pemerintah.

Meskipun Kolombia memiliki riwayat panjang kekerasan yang dilakukan oleh gerilyawan, pengeboman oleh teroris di negara itu jarang terjadi. [uh]