Ledakan bom di tengah kampanye di Provinsi Baluchistan, barat daya Pakistan pada Selasa (30/1), telah menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Polisi dan pejabat kesehatan membenarkan adanya korban jiwa, dan mengatakan bahwa serangan di Kota Sibi itu, menargetkan kampanye bersepeda motor, yang dipimpin oleh partai Pakistan Tehreek-e-Insaf, atau PTI, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan yang saat ini dipenjara.
Sumber di rumah sakit mengatakan, banyak korban luka berada dalam "kondisi kritis" dan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.
Belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas aksi pemboman tersebut.
PTI membenarkan pendukungnya menjadi sasaran penyerangan. Pihaknya mengatakan bahwa seorang calon dari partai untuk Majelis Nasional, atau majelis rendah parlemen, telah menggelar kampanye tersebut menjelang pemilu nasional Pakistan pada 8 Februari.
BACA JUGA: Mantan PM Pakistan Imran Khan Dijatuhi Hukuman 10 Tahun PenjaraLedakan mematikan itu terjadi setelah bentrokan sengit meletus pada malam sebelumnya antara pasukan keamanan dan pemberontak separatis di lokasi lain di Baluchistan.
Pejabat provinsi melaporkan, bahwa baku tembak terjadi pada Senin (29/1) malam setelah orang-orang bersenjata menyerbu Kota Mach, meluncurkan puluhan roket di beberapa lokasi, termasuk penjara pusat dan markas besar pasukan paramiliter Korps Perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, militer Pakistan melaporkan bahwa pasukan keamanan telah secara efektif menanggapi serangan “teroris” tersebut dan berhasil menggagalkan upaya itu. Pihak militer juga menambahkan bahwa bentrokan berikutnya menyebabkan sembilan penyerang, termasuk pelaku bom bunuh diri, tewas, sementara empat petugas keamanan dan dua warga sipil juga ikut menjadi korban.
Kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch, atau BLA, mengaku bertanggung jawab melancarkan serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa serangan itu telah menimbulkan banyak korban jiwa pada pasukan keamanan Pakistan. Namun kelompok ini juga dikenal sering membesar-besarkan jumlah korban akibat serangan mereka. [ns/rs]