Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, pada Senin (3/1), mengatakan kenaikan kasus COVID-19 yang dihadapi Inggris yang disebabkan oleh perebakan varian Omicron akan “cukup menyulitkan” Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, tetapi ia merasa saat ini belum perlu untuk memberlakukan pembatasan baru untuk mencegah perebakan yang lebih luas.
Johnson mengelurakan pernyataan tersebut kepada sejumlah reporter ketika mengunjungi pusat vaksinasi di Buckinghamshire. Perdana Menteri Inggris itu menyampaikan sementara pemerintahannya akan terus memonitor perkembangan situasi yang terjadi, langkah yang sekarang diberlakukan oleh Inggris sudah benar guna melawan penyebaran COVID-19.
BACA JUGA: Israel Berikan Dosis Keempat Vaksin COVID-19 Kepada Lansia dan Tenaga MedisBulan lalu, ketika infeksi baru akibat varian Omicron mulai meningkat, pemerintah memberlakukan langkah-langkah yang mereka sebut “Plan B”, termasuk memberlakukan kembali aturan bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan juga penggunaan masker di transportasi umum.
Menteri Kesehatan Inggris juga menerbitkan pernyataan yang menyarankan mulai Selasa (4/1), siswa-siswa SMP disarankan mengenakan masker di ruang kelas.
BACA JUGA: Prancis Mulai Pembatasan Baru Dalam Perangi OmicronJohnson menekankan perbedaan situasi terkait COVID-19 antara Inggris dan Eropa terletak pada laju vaksinasi yang tinggi. Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pertahanan terhadap virus corona dengan memberikan suntikan penguat (booster).
Varian Omicron yang sangat menular itu menyebabkan jumlah infeksi harian di Inggris naik pesat selama Natal dan akhir minggu Tahun Baru, di mana Inggris dan Wales mencatat angka kasus harian mencapai 137.000 dan 73 kematian pada akhir pekan lalu. [jm/mg]