Botswana, pada Senin (20/2), mengatakan dalam lima tahun terakhir telah mengalami lonjakan besar perburuan badak yang membuat negara itu kehilangan sekitar sepertiga dari populasi spesies yang terancam punah itu.
Menteri Pariwisata Philda Kereng mengatakan kepada parlemen bahwa secara keseluruhan, dari tahun 2018-2022 ada 138 badak yang disembelih.
Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan dengan dua badak yang diburu dalam lima tahun sebelumnya dari periode 2012 hingga 2017, menurut angka resmi pemerintah.
Data statistik yang disampaikan Kereng ke parlemen menunjukkan pembunuhan tiba-tiba meningkat dari tujuh ekor badak pada tahun 2018, melonjak menjadi 30 ekor badak pada tahun berikutnya. Pada tahun 2020 pembunuhan meningkat tajam lagi menjadi 62 ekor, lalu menurun menjadi 33 ekor pada tahun 2021, dan enam ekor pada tahun 2022.
Kereng mengaitkan lonjakan pembunuhan badak itu dengan "peningkatan permintaan cula badak di pasar internasional," serta "operasi pembubaran sindikat kriminal internasional dari negara-negara di bagian selatan Afrika lainnya."
Meskipun demikian perburuan badak tradisional di negara afrika lainnya seperti Afrika Selatan, yang umumnya menjadi lokasi utama perburuan, justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena peningkatan patroli di taman nasional. Hal tersebut memaksa pemburu mencari cula badak di tempat lain.
Perburuan badak biasanya didorong oleh permintaan besar dari Asia, di mana cula digunakan dalam pengobatan tradisional untuk efek terapeutiknya.
Botswana belum mengungkapkan secara terbuka populasi badaknya, tetapi sebuah dokumen yang disajikan pemerintah sebelum Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) di Panama tahun lalu menunjukkan terdapat sekitar 285 badak putih dan 23 badak hitam di seluruh negara itu.
Menurut Konservasi Badak Botswana, pada 2019 terdapat 400 badak di negara itu, kebanyakan dari mereka berkeliaran di dataran berumput di Delta Okavango utara.
Menurut dokumen pemerintah lainnya, dalam beberapa tahun terakhir ini Botswana telah mulai memotong cula badak untuk mengurangi daya tarik mereka bagi pemburu liar, tetapi hal ini tidak memberikan dampak yang diinginkan, karena tunggul cula yang tersisa pun masih berharga bagi para pemburu.
Penjaga hutan, lembaga penegak hukum, dan organisasi nonpemerintah telah meningkatkan patroli udara dan darat untuk melindungi badak-badak ini. [em/jm]