Perusahaan raksasa minyak Inggris, BP, Senin (9/12) mengumumkan akan "memangkas secara signifikan" investasi dalam energi terbarukan hingga 2030 menyusul keputusannya untuk membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan listrik Jepang, Jera, yang bergerak dalam bisnis pembangkit tenaga angin lepas pantai.
Perusahaan patungan itu, Jera Nex BP, akan menggarap proyek-proyek pembangkit listrik tenaga angin yang sudah ada dan membentuk salah satu bisnis angin lepas pantai terbesar di dunia.
Namun, bisnis yang berdiri sendiri tersebut akan "secara signifikan mengurangi investasi dalam sektor energi terbarukan yang diperkirakan BP hingga akhir dekade ini," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyatan.
BP dan Jera berencana akan menggelontorkan investasi hingga $5,8 miliar pada 2030, di mana BP ikut menyumbangkan $3,25 miliar di antaranya.
Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yang menyebutkan bahwa BP akan menginvestasikan sekitar $10 miliar dalam industri pembangkit tenaga angin lepas pantai antara 2023 dan 2030.
Kepala eksekutif BP, Murray Auchincloss, sejak menjabat pada Januari memutuskan untuk mengurangi target iklim utama perusahaan tersebut, dan lebih memfokuskan pada minyak dan gas untuk mengerek laba.
BACA JUGA: Kejatuhan Assad Picu Ketidakpastian di Timur Tengah, Harga Minyak MelambungUsaha baru tersebut "akan menjadi kendaraan yang sangat kuat untuk tumbuh dalam dunia yang penuh tantangan, sambil mempertahankan model modal ringan bagi para pemegang saham kami," kata Auchincloss.
Langkah ini menyusul pengumuman perusahaan energi saingannya, Shell, yang menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mengembangkan proyek tenaga angin lepas pantai baru dan akan memisahkan divisi tenaga listriknya menjadi dua bisnis yang saling terhubung.
Tenaga angin lepas pantai merupakan salah satu sumber utama energi terbarukan yang diandalkan Eropa untuk mendekarbonisasi produksi listrik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, proyek-proyek tersebut terhambat oleh lonjakan biaya dan masalah rantai pasokan. [ah/es]