Brazil mengumumkan telah mencatat rekor kematian dalam satu hari akibat virus corona, Selasa (2/6).
Kementerian kesehatan menyatakan telah mengukuhkan tambahan 1.262 kematian akibat COVID-19, membuat total kematian menjadi 31.199, dengan jumlah kasus terkonfirmasi sekarang mencapai 555.383, jumlah terbanyak ke-dua setelah AS, yang mencatat lebih dari 1,8 juta kasus.
Terlepas dari meningkatnya penyebaran virus dan bertambahnya jumlah kematian, Presiden Brazil Jair Bolsonaro terus meremehkan parahnya wabah itu dengan menganggapnya tak lebih dari “flu kecil.” Ia mengatakan kepada para pendukung di luar istana presiden di Brasilia bahwa ia menyesalkan setiap kematian, “tetapi itulah takdir setiap orang.”
Menurut Johns Hopkins University, jumlah kasus COVID-19 terkonfirmasi kini mencapai 6.395.327 di seluruh dunia, dengan 380.580 deaths. Lebih dari 106 ribu kematian dikukuhkan di AS.
Di tempat lainnya, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan kemunculan kembali virus corona di kota itu.
Peringatan hari Selasa itu (2/6) muncul setelah ada laporan 34 kasus baru, jumlah tertinggi dalam satu bulan, dan hanya beberapa hari setelah kota itu mencabut situasi darurat.
Hanya sedikit kasus baru yang dilaporkan pada akhir Mei.
Koike mengatakan ia tidak siap untuk memberlakukan kembali peringatan resmi untuk Tokyo, tetapi mengatakan jika jumlahnya meningkat sedikitnya 50 kasus baru per hari, ia akan kembali memerintahkan agar bisnis ditutup.
Gubernur juga menyatakan ia menduga penularan baru itu terjadi dengan dibukanya kembali kehidupan malam di Jepang, termasuk di bar-bar karaoke.
Para pakar kesehatan di seluruh dunia telah memperingatkan tentang lonjakan kasus baru jika pemerintah dan bisnis terlalu cepat memulai kembali aktivitas.
BACA JUGA: Sekolah di Afsel Siap Buka Kembali Hari SeninPara pejabat Afrika Selatan menyatakan jumlah kasus di sana naik dua kali lipat setiap dua pekan dan kini telah mencapai 35 ribu lebih.
Sebagian bisnis di Bolivia, Meksiko dan Venezuela mulai beroperasi kembali pekan ini meskipun WHO menetapkan Amerika Selatan dan Karibia sebagai episentrum virus corona dunia.
BACA JUGA: WHO Tetapkan Amerika Latin Sebagai Pusat Baru Wabah Covid-19Para pakar juga memperingatkan mengenai kemungkinan kemunculan kembali wabah di AS, di mana ribuan orang protes di jalan-jalan menentang kekerasan rasial, mengabaikan peringatan untuk menjaga jarak sosial dan desakan untuk mengenakan masker.
Suatu laporan baru dari Inggris pada hari Selasa (2/6) menyatakan tingkat kematian warga minoritas akibat COVID-19 di negara itu lebih tinggi daripada warga kulit putih.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa risiko kematian pada etnis Bangladesh dua kali lipat daripada warga kulit putih Inggris. Warga Inggris keturunan Asia lainnya, termasuk China, India dan Pakistan, serta etnis kulit hitam asal Karibia, berisiko meninggal 10 persen hingga 50 persen lebih tinggi akibat COVID-19. [uh/ab]