Warga Palestina yang lelah berperang di Jalur Gaza mengungkapkan keraguan bahwa kesepakatan gencatan senjata dapat segera tercapai, seiring dengan peringatan sembilan bulan perang Israel-Hamas pada hari Minggu (7/7)
Sejumlah mediator internasional telah memperbarui upaya-upaya untuk menengahi kesepakatan dengan Hamas pada akhir pekan lalu. Para pejabat Mesir dan Hamas mengatakan kepada Associated Press bahwa Hamas telah membatalkan tuntutan utama yaitu komitmen Israel untuk mengakhiri perang. Hal ini dapat menjadi jeda pertama dalam pertempuran sejak jeda pada bulan November lalu, dan membuka jalan bagi pembicaraan lebih lanjut.
Namun Hamas menuntut jaminan dari para mediator bahwa pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terus merundingkan gencatan senjata permanen.
Netanyahu sebelumnya mengatakan ia terbuka untuk menghentikan perang sebagai bagian dari kesepakatan penyanderaan, tetapi menambahkan bahwa Israel akan terus maju sampai mencapai tujuannya untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dan membawa pulang semua sandera.
BACA JUGA: Peringati 9 Bulan Perang dengan Hamas, Demonstrasi Meluas di IsraelDiwawancarai Associated Press, seorang ibu enam anak di kota Deir Al Balah di Gaza, Heba Radi, mengatakan bahwa ia “telah sembilan bulan hidup dalam penderitaan. Gencatan senjata telah menjadi mimpi yang jauh.”
Ditambahkannya, “Setiap hari kami mengatakan kepada diri kami sendiri, besok akan ada gencatan senjata. Juga bahwa besok akan lebih baik. Dan ketika fajar tiba, mereka (para perunding.red) mengatakan gencatan senjata ditunda.”
Seorang pengungsi lain di Gaza, Ahmed Bakeir, mengatakan telah menantikan gencatan senjata sejak minggu-minggu pertama perang itu. “Kami tidak lagi berharap. Kami putus asa…” ujarnya lirih.
Pertempuran Israel-Hamas berawal ketika kelompok militan Hamas meluncurkan roket-roket pertama ke bagian selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1,200 orang dan menculik sekitar 250 sandera. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini sedikitnya 38.000 warga Palestina di wilayah itu tegas dalam serangkaian serangan balasan Israel lewat darat dan udara ke Gaza. [em/jm]