Kementerian Luar Negeri Bulgaria pada hari Kamis (29/12) memanggil duta besar Rusia untuk menjelaskan alasan Moskow menempatkan seorang wartawan Bulgaria yang bekerja untuk sebuah situs berita investigatif internasional ke dalam daftar buronan.
Christo Grozev, peneliti Bellingcat terkemuka tentang Rusia, yang melakukan liputan investigasi terhadap peracunan politisi oposisi Rusia Alexey Navalny dan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal, memfokuskan liputannya tahun ini pada dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina.
Perdana Menteri Bulgaria Galab Donev mengatakan pada Kamis bahwa negaranya belum diberitahu melalui jalur resmi oleh Rusia tentang dakwaan terhadap Grozev.
“Tindakan ini tidak dapat diterima… tindakan ini mengandung pelanggaran kebebasan berpendapat dan upaya untuk mengintimidasi warga negara Bulgaria,” ujarnya.
Grozev, yang tidak memberitahukan lokasi keberadaannya untuk kepentingan keamanan, mengatakan dalam cuitan hari Senin (26/12) bahwa ia tidak tahu atas dasar apa Kremlin menjadikannya buronan. Ia menambahkan: “Pada satu sisi, alasan itu tidak penting – karena selama bertahun-tahun mereka jelas takut pada karya kami dan tidak akan berhenti sebelum mengenyahkan itu semua.”
BACA JUGA: Rusia Tetapkan Wartawan Bellingcat sebagai BuronanDalam wawancara dengan televisi lokal secara virtual dari lokasi yang tidak disebutkan, Grozev mengungkapkan ketakutannya akan keselamatan diri dan keluarganya. Ia mengharapkan dukungan dari pemerintah Bulgaria.
Ia mengatakan, dirinya telah ditawari bantuan oleh sejumlah negara Eropa, termasuk Austria, di mana ia sempat bermukim dalam sepuluh tahun terakhir.
Grozev mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ia dan koleganya dari Bellingcat telah bepergian “dengan menggunakan tiket yang dibeli secara mendadak sehingga sulit mencari tahu ke mana tujuan mereka dan apa yang sedang mereka selidiki.” Kini, tambahnya, “kami harus menghindar agar tidak masuk ke dalam wilayah suatu negara yang akan membantu Kremlin.”
Pemanggilan duta besar Rusia pada hari Kamis dilakukan setelah partai-partai utama di parlemen Bulgaria menyerukan dukungan bagi Grozev.
Sempat menjadi sekutu terdekat Uni Soviet, kini Bulgaria merupakan anggota Uni Eropa sekaligus NATO dan mendukung kuat sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Pada akhir April, Rusia memutus pasokan gasnya ke Bulgaria, setelah pejabat Bulgaria menolak permintaan Moskow untuk membayar pembelian gas dengan menggunakan mata uang Rusia, rubel.
BACA JUGA: Putin Larang Ekspor Minyak Rusia ke Negara-negara yang Terapkan Pembatasan HargaDua bulan kemudian, Bulgaria mengusir 70 staf diplomatik Rusia dan keluarga mereka. Pengusiran massal yang menjadi salah satu yang terbesar di Eropa itu meningkatkan ketegangan di antara kedua negara yang secara historis dekat.
Keputusan Bulgaria untuk mengusir staf diplomatik Rusia diumumkan oleh Kiril Petkov, yang ketika itu menjabat perdana menteri. Ia mengambil sikap tegas terhadap Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina 24 Februari lalu. Petkov, yang pada akhirnya lengser karena mosi tidak percaya, mengklaim Moskow telah menggunakan taktik “perang hibrida” untuk melumpuhkan pemerintahannya. [rd/ka]