Banyak orang berpendapat, rasa daging ayam di mana pun di dunia pasti sama. Namun orang-orang Burkina Faso tidak sependapat. Menurut mereka, ayam-ayam yang dikembangbiakkan secara tradisional di negara mereka berbeda. Mereka sesumbar ayam mereka rasanya enak dan unik, serta tidak membahayakan kesehatan.
Ayam-ayam yang dibanggakan di negara di wilayah barat benua Afrika itu diberi nama "Ayam Sepeda" atau Bicycle Chicken. Ayam-ayam itu dikembangbiakkan secara tradisional, tidak dipelihara di kandang sempit, dan yang terpenting, sesuai namanya, dikirimkan konsumen, termasuk pedagang besar maupun pedagang kecil, dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor.
Karena begitu bangganya, pemerintah Burkina Faso memulai misinya untuk menggunakan "Ayam Sepeda" sebagai nama resmi ayam produksi tradisional negara itu.
Kader Ouedraogo, penggemar "Ayam Sepeda", mengatakan, keunggulan ayam itu tidak diragukan.
“Ayam lokal di sini rasanya sangat enak. Kami sering berkumpul dan menyantap ayam. Rasanya sangat enak, rasanya alami. Jauh lebih enak dibandingkan dengan ayam-ayam lain. Karena ayam ini dikembangbiakkan secara alami, ayam ini tidak akan membahayakan kesehatan kita.”
Pedagang ayam Idrissa Kindo setuju dengan pendapat Ouedraogo mengenai kualitas ayam setempat. "'Ayam Sepeda' berumur delapan bulan sebelum dikonsumsi, sedangkan ayam pedaging adalah ayam yang dimodifikasi secara genetik dan umurnya paling lama 40 hari. Ayam lokal tidak terlalu banyak lemaknya. Beda dengan ayam pedaging yang banyak lemaknya. Ayam pedaging penuh lemak karena diberi pakan khusus. Lemak itu berbahaya bagi kesehatan,” jelasnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Bisnis "Ayam Sepeda" sedang booming, terutama di dua kota terbesar di negara itu, Ouagadougou dan Bobo Dioulasso. Kementerian Sumber Daya Hewan mencatat, setiap harinya ada sekitar 130.000 ayam dikirim ke pedagang grosir, restoran, dan pelanggan individu di kedua kota itu.
Bagi mereka yang mata pencaharianya bergantung pada "Ayam Sepeda", pelabelan itu menguntungkan. Pasalnya, mereka harus bersaing dengan ayam impor yang harganya lebih murah.
Dengan menggunakan nama itu, "Ayam Sepeda" yang laju produksinya relatif rendah bisa ditawarkan dengan harga yang lebih mahal tanpa harus takut kehilangan pasar.
Yaya Bougouma memiliki restoran yang memanggang ratusan "Ayam Sepeda" setiap harinya. Ia berharap skema pelabelan ini akan memvalidasi keunggulan kualitas "Ayam Sepeda" dan mengamankan posisinya di puncak pasar.
"Ini adalah pekerjaan utama saya. Saya dan keluarga saya mencari nafkah dari 'Ayam Sepeda'. Saya juga mempekerjakan 25 orang dan ini merupakan sumber penghidupan mereka,” jelasnya.
Para pejabat di Burkina Faso berharap penamaan "Ayam Sepeda" dapat membantu industri ini lebih berkembang lagi.
Issa Sawadogo, Dirertur Dinas Produksi, Kementerian Sumber Daya Hewan, mengatakan, “Kami sedang dalam proses branding. Belum sepenuhnya selesai karena butuh waktu. Masih perlu pertemuan-pertemuan di berbagai tingkatan. Setelah itu kami secara akan resmi mengakui bahwa ayam lokal kami disebut 'Ayam Sepeda'.”
Seekor "Ayam Sepeda" dewasa dijual dengan harga antara 6-8 dolar AS, tergantung ukuran. Bila sudah diolah, atau dipanggang, ayam itu akan dijual dengan harga sekitar 8 dolar AS per ekor. [ab/uh]