Burkina Faso, yang dikuasai militer, pada Sabtu (2/12) menangguhkan "semua metode distribusi" Le Monde. Tindakan diambil setelah surat kabar itu memuat artikel mengenai serangan jihad yang mematikan di utara. Ini merupakan tindakan terbaru terhadap organisasi media Prancis.
“Pemerintah memutuskan akan menangguhkan semua metode distribusi koran Le Monde di Burkina Faso mulai Sabtu, 2 Desember 2023,” kata Menteri Komunikasi Rimtalba Jean Emmanuel Ouedraogo dalam sebuah pernyataan.
Dia mengkritik "artikel yang bias", mengacu pada tulisan yang diterbitkan di situs Le Monde pada Jumat tentang serangan jihad berdarah di pangkalan militer di Djibo pada 26 November.
Menurut PBB, sedikitnya 40 warga sipil tewas dalam serangan yang diklaim Kelompok Dukungan Islam dan Muslim. Namun, sumber keamanan Burkina Faso menyebut "beberapa" kematian pihak militer.
“Bertentangan dengan apa yang diklaim harian Le Monde, pemerintah Burkina tidak pernah terjebak dalam pola pikir propaganda ketika kami berperang melawan teroris,” kata Ouedraogo. Le Monde "telah memilih pihaknya," tambahnya.
Pihak berwenang Burkina telah menutup saluran TV Prancis LCI dan France24 serta Radio France Internationale dan majalah Jeune Afrique dalam beberapa bulan ini. Koresponden surat kabar Prancis Liberation dan Le Monde juga telah diusir.
Pada April, Amnesty International mendesak pihak berwenang agar menghentikan “serangan dan ancaman” terhadap kebebasan pers di negara Afrika Barat tersebut.
Hubungan antara Burkina Faso dan bekas negara kolonial Prancis merenggang setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2022. Militer menilai pemerintah gagal dalam upayanya meredam pemberontakan jihad yang meletus pada 2015. Junta sejak itu berpaling dari sekutu tradisionalnya, memaksanya menarik pasukan yang dikerahkan untuk melawan pemberontak, dan beralih ke Rusia.
Pemberontak yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan kelompok ISIS telah memerangi Burkina sejak 2015 setelah pemberontakan di negara tetangga, Mali, meluas. Pertempuran telah menewaskan ribuan warga sipil dan anggota pasukan keamanan serta memaksa semakin banyak orang mengungsi. [ka/jm]