Burma membebaskan 56 tahanan politik hari Selasa (8/10) dalam amnesti terbaru atas perintah Presiden Thein Sein, menjelang keberangkatan Thein Sein menuju KTT ASEAN di Brunei.
Nama-nama tahanan politik Burma yang mendapat pengampunan hari Selasa (8/10) tidak segera diketahui, tapi kalangan pejabat mengatakan termasuk anggota kelompok etnis minoritas yang bersenjata.
Puluhan pembangkang masih dipenjarakan di negara yang sebelumnya dikuasai militer itu, meskipun setelah beberapa tahap pengampunan kepresidenan.
Dalam lawatan ke London bulan Juli, Presiden Thein Sein berjanji untuk membebaskan seluruh tahanan politik selambat-lambatnya akhir tahun.
Pihak-pihak pengecam telah menghimbau Presiden Thein Sein bertindak segera dengan mengatakan para tahanan itu seharusnya tidak digunakan untuk memperoleh konsesi dari pihak barat.
Amnesti terbaru itu diumumkan pada hari yang sama pemimpin Burma itu menuju Brunei Darussalam untuk menghadiri pertemuan dengan para pemimpin regional dan internasional dalam KTT ASEAN.
Mark Farmaner dari Burma Campaign di Inggris memberitahu VOA amnesti ini bukan suatu kebetulan.
Pembebasan hari Selasa itu katanya termasuk anggota kelompok etnis bersenjata Shan dan Kachin yang sejak lama memerangi pemerintah Birma.
Puluhan pembangkang masih dipenjarakan di negara yang sebelumnya dikuasai militer itu, meskipun setelah beberapa tahap pengampunan kepresidenan.
Dalam lawatan ke London bulan Juli, Presiden Thein Sein berjanji untuk membebaskan seluruh tahanan politik selambat-lambatnya akhir tahun.
Pihak-pihak pengecam telah menghimbau Presiden Thein Sein bertindak segera dengan mengatakan para tahanan itu seharusnya tidak digunakan untuk memperoleh konsesi dari pihak barat.
Amnesti terbaru itu diumumkan pada hari yang sama pemimpin Burma itu menuju Brunei Darussalam untuk menghadiri pertemuan dengan para pemimpin regional dan internasional dalam KTT ASEAN.
Mark Farmaner dari Burma Campaign di Inggris memberitahu VOA amnesti ini bukan suatu kebetulan.
Pembebasan hari Selasa itu katanya termasuk anggota kelompok etnis bersenjata Shan dan Kachin yang sejak lama memerangi pemerintah Birma.