Pejabat Burma telah merevisi jumlah korban tewas akibat kekerasan sektarian Budha-Muslim yang berlangsung di negara bagian Rakhine barat.
Para pejabat Burma telah merevisi jumlah korban tewas akibat kekerasan sektarian yang berlangsung di negara bagian Rakhine di Burma barat, di mana bentrokan antara Budha dan Muslim berkecamuk.
Sejumlah Rumah Sakit sibuk mengobati korban cedera yang terus berdatangan siang dan malam.
Estimasi pada Jumat pagi menyebutkan korban tewas lebih dari 100, namun jurubicara negara bagian Rakhine, U Win Myaing, memberitahu VOA Siaran Burma bahwa jumlah korban jiwa jauh di bawah angka itu.
Win Myaing mengatakan, "Sejak awal kekerasan yang baru terulang lagi di enam wilayah, termasuk Yethedaung dan Kyauktaw, sejauh ini korban tewas adalah 33 pria dan 31 wanita, sementara 68 pria, 4 wanita, termasuk 10 anak cedera. Angka ini mencakup di kedua belah pihak."
Namun jumlah korban tewas yang lebih rendah itu tidak menghilangkan rasa cemas mereka yang di daerah-daerah yang luluh lantak akibat kekerasan itu, di mana sebagian warga desa menuduh pasukan keamanan Burma memperburuk situasi.
"Militer menembaki. Padahal orang-orang ini mungkin hanyalah wisatawan yang ingin mengunjungi kota kami. Mereka tidak menyelidiki. Ketika militer melihat satu perahu motor pergi, mereka langsung menembak," ujar seorang warga desa.
Umat Muslim Rohingya dan Budha Rakhine telah terlibat bentrokan sejak ketegangan berkobar lagi hari Minggu. Pejabat pemerintah mengatakan selain korban manusia, hampir 2.000 rumah dan delapan rumah keagamaan hancur karena kebakaran.
Sejumlah Rumah Sakit sibuk mengobati korban cedera yang terus berdatangan siang dan malam.
Estimasi pada Jumat pagi menyebutkan korban tewas lebih dari 100, namun jurubicara negara bagian Rakhine, U Win Myaing, memberitahu VOA Siaran Burma bahwa jumlah korban jiwa jauh di bawah angka itu.
Win Myaing mengatakan, "Sejak awal kekerasan yang baru terulang lagi di enam wilayah, termasuk Yethedaung dan Kyauktaw, sejauh ini korban tewas adalah 33 pria dan 31 wanita, sementara 68 pria, 4 wanita, termasuk 10 anak cedera. Angka ini mencakup di kedua belah pihak."
Namun jumlah korban tewas yang lebih rendah itu tidak menghilangkan rasa cemas mereka yang di daerah-daerah yang luluh lantak akibat kekerasan itu, di mana sebagian warga desa menuduh pasukan keamanan Burma memperburuk situasi.
"Militer menembaki. Padahal orang-orang ini mungkin hanyalah wisatawan yang ingin mengunjungi kota kami. Mereka tidak menyelidiki. Ketika militer melihat satu perahu motor pergi, mereka langsung menembak," ujar seorang warga desa.
Umat Muslim Rohingya dan Budha Rakhine telah terlibat bentrokan sejak ketegangan berkobar lagi hari Minggu. Pejabat pemerintah mengatakan selain korban manusia, hampir 2.000 rumah dan delapan rumah keagamaan hancur karena kebakaran.