Sedikitnya dua teroris dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam kontak tembak dengan Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya di wilayah hutan pegunungan desa Astina Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9) sore.
“Diduga Ali Kalora dan Jaka Ramadhan. Kedua jenazah masih di sana,” kata Wakil Penanggung Jawab Komando Operasi (PJKO) Operasi Tinombala Brigjen TNI Farid Makruf saat dihubungi wartawan dari Poso, Sabtu (18/9) malam.
Ali Ahmad alias Ali Kalora, asal Ambon, Maluku merupakan pimpinan utama MIT setelah kematian Santoso, yang ditembak mati aparat dalam operasi Tinombala pada 18 Juli 2016 silam. Ali Kalora, yang sudah lima tahun buron, merupakan salah seorang teroris paling dicari aparat Indonesia. Dalam operasi Tinombala yang menewaskan Santoso, Ali kabur bersama enam teroris lain, yaitu Qatar, Namnung, Nae, Basir, Abu Alim, dan Kholid.
Tiga bulan setelah memimpin MIT, pada Oktober 2016 aparat berhasil menangkap istri Ali, yaitu Tini Susantika alias Umi Fadel, dalam keadaan hamil tua. Lagi-lagi, Ali lolos dari operasi perburuan itu.
Namun dalam operasi di Parigi Moutong akhir pekan ini Ali tersudut. Ia tewas di tangan aparat. Sejumlah besar barang bukti juga berhasil disita aparat dalam operasi itu, antara lain satu pucuk senjata api M16, telepon seluler, dan bom rakitan.
Hingga laporan ini disusun mayat kedua teroris sedang dalam proses evakuasi untuk dibawa ke RS Bhayangkara, Polda Sulteng, di Palu.
Dengan tewasnya kedua teroris itu saat ini kekuatan kelompok teroris MIT diperkirakan tinggal empat orang.
BACA JUGA: Polisi: Tiga Teroris di Kaltim Bantu Pendanaan Kelompok MIT di SultengDalam catatan VOA, Satgas Madago Raya sepanjang tahun 2021 telah melumpuhkan tujuh teroris anggota MIT. Sebelumnya dua orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), yaitu Samid alias Alvin dan Irul tewas dalam kontak tembak di pegunungan Andore, Desa Tambarana Kabupaten Poso pada 1 Maret 2021.
Kemudian tiga lainnya masing-masing Rukli, Abu Alim alias Ambo dan Qatar alis Farel alias Anas tewas dalam dua peristiwa penyergapan terpisah pada 11 dan 17 Juli 2021 di Kabupaten Parigi Moutong.
Kelompok MIT selama ini bergerak secara gerilya di hutan pegunungan yang berada di wilayah Kabupaten Poso, Parigi Moutong dan Sigi. [yl/em]