Buruh Pabrik Myanmar Tuntut Upah Lebih Tinggi

Buruh pabrik Myanmar memegang kain bertuliskan "Upah setidaknya 4.000 per hari," sementara melakukan reli di kota kecil Hlaingtharyar, di pinggiran Yangon, 12 Juli 2015.

Ratusan buruh berdemo di Myanmar hari Minggu (12/7) menuntut pemerintah menyetujui upah minimum yang lebih tinggi.

Para buruh berjalan di luar kawasan industri di kota terbesar negara tersebut, Yangon dan menuntut upah harian minimum sebesar $3.54 per hari, jauh di atas upah yang diusulkan bulan lalu oleh Komite Upah Minimum Nasional yaitu sebesar $3.18, setelah negosiasi antara pemerintah, pekerja dan majikan.

Upah minimum Myanmar saat ini adalah $2.65 per hari.

Pemilik pabrik, yang banyak di antaranya dimiliki dan dioperasikan oleh produsen garmen yang berbasis di luar negeri, telah mengancam menutup pabrik mereka jika upah minimum diterapkan.

Asosiasi Wirausaha Garmen Myanmar mengatakan lebih dari 30 pabrik dengan investasi asing mengatakan mungkin menutup pabrik mereka jika tuntutan upah minimum disetujui. Penutupan pabrik tersebut bisa menyebabkan ratusan orang kehilangan pekerjaan.