Film West Side Story yang digarap ulang Steven Spielberg diilhami oleh musikal Broadway tahun 1957 yang berjudul sama. Spielberg mengatakan kisah tentang sepasang kekasih berusia muda dari geng-geng berlainan etnis yang saling bersaing di Kota New York sama relevannya sekarang ini dengan masa lebih dari 60 tahun silam.
Spielberg mengatakan,“Perpecahan antara orang-orang berbeda pikiran sama tuanya dengan waktu. Perselisihan antara geng Sharks dan Jets pada tahun 1957, yang menginspirasi musikal itu, sangat dalam, namun tidak sedalam sekarang.”
Film ini diperkirakan meraih sejumlah nominasi Oscar, kata editor bidang Oscar majalah Variety, Clayton Davis. Ariana DeBose, katanya, termasuk yang berpeluang besar menjadi nominee dan pemenang dalam kategori aktris pendukung.
Your browser doesn’t support HTML5
Film thriller psikologi Nightmare Alley, yang disutradarai Guillermo del Toro, mengaburkan batas antara yang nyata dan tidak. Bradley Cooper berperan sebagai tokoh antihero Stanton Carlisle, gelandangan yang bergabung dengan kelompok karnaval keliling. Film ini bertabur bintang-bintang sebagai pemerannya, di antaranya Cate Blanchett. Del Toro menulis skenario itu bersama dengan istrinya, Kim Morgan.
“Ini mencerminkan kecemasan sekarang ini. Setidaknya itu yang kami rasakan saat menulis,” jelasnya.
Istrinya menimpali dengan mengatakan film ini banyak bercerita mengenai impian Amerika, sesuatu yang masih eksis dan sangat sukar diraih.
Film satire gelap Don’t Look Up garapan sutradara Adam McKay mengisahkan tentang kedatangan komet besar yang berpotensi menghancurkan Bumi. Leonardo DiCaprio dan Jennifer Lawrence berperan sebagai dua astronom yang berusaha membujuk dunia agar bertindak sebelum terlambat.
Meryl Streep berperan sebagai presiden Amerika yang jago mengobarkan semangat rakyat untuk mempertahankan kekuasaannya dan meremehkan ancaman luar biasa ini. Clayton Davis berkomentar bahwa satire McKay terasa seperti begitu nyata.
Film-film lainnya seperti King Richard, diunggulkan oleh para kritikus film dan penonton. Davis mengatakan,“Sekarang ini, orang-orang berusaha untuk tidak depresi, terutama sekarang ketika kasus COVID-19 melonjak lagi.”
Film biopik ini menguraikan bagaimana petenis Venus dan Serena Williams, dua bersaudara kulit hitam dari kawasan Compton di Los Angeles, melejit sebagai superstar berkat dukungan keluarga mereka dan didikan tak kenal lelah dari ayah mereka, Richard Williams, Will Smith memproduksi film ini dan menjadi pemeran utamanya. Menurut Clayton Davis, akting Will Smith patut diganjar Oscar.
Venus Williams mengatakan kepada VOA bahwa film ini mengangkat kekuatan pemudi kulit hitam dan ia berharap film ini menginspirasi banyak orang.
Juga menjadi favorit kritikus film adalah Belfast, garapan Kenneth Branagh. Mengambil latar belakang ibu kota Irlandia Utara, film yang diilhami oleh masa kanak-kanak Branagh ini mengisahkan kehidupan bocah usia 9 tahun, Buddy, pada tahun 1969. Terlepas dari kekerasan politik dan sektarian di sekitar kehidupan Buddy, film ini berfokus pada hubungan keluarga dan komunitasnya, kata Branagh kepada VOA.
“Saya pikir film ini ingin menunjukkan rasa welas asih, respek, pengakuan dan perayaan atas perbedaan di antara orang-orang, sesuatu yang menjadi hal sulit bagi semua orang sekarang ini di dunia yang begitu terpolarisasi,” jelas Kenneth. [uh/ab]