Calon-Calon Presiden Perancis Saling Lontarkan Kritik Pedas dalam Debat

Dari kiri: Capres Marine Le Pen, jurnalis Perancis Christophe Jakubyszyn, Nathalie Saint-Cricq dan Capres Emmanuel Macron dalam debat Capres Perancis di La Plaine-Saint-Denis, Paris, Perancis, 3 Mei 2017. (REUTERS/Eric Feferberg/Pool).

Calon-calon presiden Perancis Marine Le Pen dan Emmanuel Macron saling berhadapan dalam debat dua jam yang ditayangkan televisi, Rabu (3/5), hanya beberapa hari sebelum mereka saling bersaing dalam pemilu putaran kedua.

Le Pen menggambarkan pesaingnya sebagai kapitalis kejam yang lemah dalam hal terorisme. Sementara itu Macron menyebut pesaingnya seorang pembohong dan ekstremis berbahaya.

Le Pen dalam pernyataan pembukanya menyebut Macron, mantan menteri ekonomi, sebagai kandidat globalisasi yang kejam. Macron menyebut Le Pen, yang pernah dipaksa untuk memecat ayahnya yang berhaluan ekstrem kanan dari partai politik Front Nasional, sebagai pewaris faksi ekstrem kanan Perancis.

Tingginya tingkat pengangguran Perancis menjadi agenda debat. Macron menyerukan penyederhanaan regulasi pemerintah serta usaha kecil dan menengah, sementara Le Pen berjanji akan memajaki produk-produk perusahaan yang melakukan alih daya.

Terkait terorisme, yang telah menewaskan sedikitnya 240 warga Perancis dalam dua tahun ini, Le Pen menyerukan penutupan masjid-masjid yang diduga menyuburkan ekstremisme, memperluas penjara, dan mengamankan perbatasan Perancis. Macron menyerukan pemantauan Internet yang lebih baik lagi, lebih banyak polisi dan berbagi data intelijen dengan lebih baik.

Debat antara Le Pen yang berhaluan ekstrem kanan dan Macron, pesaingnya yang berhaluan tengah, mungkin merupakan klimaks dari kampanye yang sengit, sementara kedua kandidat berupaya menggalang dukungan dari para pemilih Perancis, yang 18 persen di antaranya diperkirakan belum memutuskan pilihan mereka.

Suatu jajak pendapat rata-rata memperlihatkan Macron unggul dengan dukungan 60 persen berbanding 40 persen Le Pen, meskipun selisih keunggulan itu menyusut sekitar tiga persen sejak pemilu putaran pertama pada 23 April lalu. [uh/lt]