Calon Hakim Agung AS Beri Kesaksian di Depan Panel Senat

Hakim Neil Gorsuch memberikan kesaksian dalam sidang konfirmasinya di depan panel Senat AS, Senin (20/3).

Hakim Neil Gorsuch yang dicalonkan Presiden Trump untuk menduduki jabatan Hakim Agung di Mahkamah Agung AS hari Senin (20/3) ini memberikan kesaksian dalam sidang-sidang konfirmasinya di depan panel Senat AS yang sangat terpecah antara partai Demokrat dan Republik.

Gorsuch mengatakan, “Kongres-lah yang membuat undang-undang, dan kalau hakim-hakim tidak menjelaskan apa yang menjadi undang-undang, maka pemerintahan atas nama rakyat akan menghadapi risiko.”

Kelompok partai Republik dalam Komisi Kehakiman Senat memuji Gorsuch yang konservatif, tapi kelompok Demokrat menyatakan keprihatinan bahwa ia hanya akan memperkuat apa yang mereka anggap sebagai kecenderungan Mahkamah Agung untuk menguntungkan kepentingan perusahaan dan bisnis.

“Lepas dari kebijakan politik masing-masing, kita harus mengusahakan pelaksanaan UUD, dan yang paling penting, pemisahan kekuasaan dalam pemerintahan,” kata Ketua Komisi Chuck Grassley dari partai Republik.

Tapi tokoh Demokrat Senator Diane Feinstein mengatakan, “Tugas kita adalah menilai bagaimana keputusan-keputusan calon hakim agung ini akan berdampak pada rakyat Amerika, dan apakah ia akan melindungi hak-hak hukum dan konstitusional semua warga Amerika, dan bukan hanya kelompok orang kaya dan berpengaruh.”

Trump mencalonkan Gorsuch untuk mengisi kursi Mahkamah Agung yang kosong setelah hakim konservatif Antonin Scalia meninggal tahun lalu. Gorsuch adalah calon hakim agung kedua yang diajukan untuk jabatan seumur hidup itu.

Kelompok Republik tidak mau mempertimbangkan calon yang ditunjuk presiden Obama, dengan mengatakan tidak seorangpun harus dikukuhkan untuk memegang jabatan tinggi itu ketika berlangsung kampanye pemilihan presiden yang sengit. Partai Demokrat mengirim isyarat kuat bahwa hal itu tidak akan dilupakan.

“Nama anda adalah bagian dari strategi partai Republik untuk menguasai cabang kehakiman dalam pemerintahan,” kata Senator Dick Durbin, sambil menatap Hakim Gorsuch, “Dan itulah sebabnya kelompok Republik dalam Senat membiarkan kursi mahkamah agung itu kosong selama lebih dari satu tahun. [ii]