Calon Hakim Agung AS Upayakan Dukungan di Tengah Tentangan Fraksi Demokrat

Calon hakim agung AS, hakim federal Brett Kavanaugh tiba di gedung Capitol, Washington DC Selasa (10/7).

Calon hakim untuk Mahkamah Agung yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, Brett Kavanaugh, mengambil langkah pertama Selasa (10/7) untuk mengamankan posisinya di pengadilan tertinggi itu ketika ia mulai bertemu dengan para senator guna menggalang dukungan menjelang sidang-sidang konfirmasinya.

Presiden AS Donald Trump hari Senin (9/7) memilih Brett Kavanaugh untuk menggantikan Hakim Agung Anthony Kennedy.

"Hakim Kavanaugh saat ini mengajar di Harvard, Yale dan Georgetown. Di kalangan pakar hukum dia dianggap hakimnya hakim, pemimpin yang berpikiran brilian di antara rekan-rekannya," puji Trump.

Kavanaugh, seorang hakim federal konservatif berusia 53 tahun selama 12 tahun terakhir dengan pengalaman hukum yang luas, juga tidak asing dengan politik di cabang eksekutif dan kontroversi seputarnya.

Sehari setelah Presiden AS Donald Trump mecalonkannya untuk jabatan di MA, hakim federal Brett Kavanaugh tiba di Senat hari Selasa (10/7) untuk bertemu dengan Ketua Fraksi Mayoritas di Senat, Mitch McConnell dan anggota Partai Republik terkemuka lainnya didampingi oleh Wakil Presiden Mike Pence.

"Presiden Trump telah membuat pilihan yang luar biasa," kata McConnell, yang mewakili negara bagian Kentucky, sebelum pertemuan itu.

"Hakim Kavanaugh memiliki pengalaman hukum yang mengesankan, pemikiran hukum yang luar biasa, dan temperamen panutan di bidang hukum," tambahnya.

Kavanaugh ikut dalam penyelidikan mantan Presiden Bill Clinton, membantu mantan Presiden George W. Bush menang dalam pertarungan penghitungan suara di Florida tahun 2000, dan mengabdi pada pemerintahan Bush sebelum Bush mencalonkannya menjadi hakim federal.

Jika dikonfirmasi, ia akan menggantikan Hakim Agung Anthony Kennedy yang akan pensiun dan pernah menjadi salah seorang stafnya.

Pencalonannya segera memicu penentangan yang sengit dari banyak anggota Senat Partai Demokrat yang masih kecewa atas penolakan Partai Republik untuk memroses hakim pengadilan tinggi yang dicalonkan Presiden Barack Obama sewaktu masih berkuasa dan khawatir akan dampak MA yang semakin condong ke kanan dalam spektrum hukum Amerika.

"Presiden Trump melakukan persis seperti yang dijanjikannya ketika berkampanye tahun 2016 yaitu mencalonkan seseorang yang akan membatalkan hak-hak reproduksi perempuan dan mencabut perlindungan layanan kesehatan bagi jutaan warga Amerika," kata Ketua Fraksi Minoritas Senat Chuck Schumer.

Schumer menambahkan bahwa "hak kesetaraan sipil, hak buruh, hak lingkungan, hak LGBTQ " menghadapi ancaman. Schumer juga mendesak para pemilih untuk memobilisasi penentangan terhadap pencalonan Kavanaugh.

Sementara itu, Gedung Putih hari Selasa dengan tegas membantah laporan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya bernegosiasi dengan Hakim Agung Anthony Kennedy selama berbulan-bulan mengenai penggantinya. Laporan-laporan menunjukkan Kennedy menawarkan pengunduran dirinya jika ia mendapat jaminan bahwa penggantinya adalah Brett Kavanaugh, yang dinominasikan Trump, Senin malam dan pernah menjadi staff Kennedy.

Berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih Selasa pagi, wakil juru bicara Gedung Putih Raj Shah mengatakan "tidak," ketika ditanya apakah pihak Gedung Putih menawarkan jaminan seperti itu.

Shah juga membantah bahwa Trump mempertimbangkan faktor bahwa Kavanaugh dilaporkan berpendapat seorang presiden harus kebal dari penyelidikan kriminal semasa menjabat. Shah mengatakan presiden memilih Kavanaugh karena ia dianggap orang yang paling memenuhi syarat di Amerika untuk bertugas di MA. [my/jm]