Calon Menteri Perdagangan AS Hadapi Sidang Pengukuhan

Calon Donald Trump untuk memimpin Departemen Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross di Trump Tower, New York, 15 Desember 2016 (Foto: dok).

Wilbur Ross, milyader yang meraih kekayaan dengan cara membeli perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan, memperbaiki performa finansial mereka dan seringkali menjual kembali demi meraih keuntungan.

Calon Donald Trump untuk memimpin Departemen Perdagangan Amerika Serikat dijadwalkan akan menghadapi sidang tanya-jawab sebuah komisi Senat, Rabu (18/1), mengenai kualifikasinya dalam memimpin badan yang bertanggungjawab memperkokoh ekonomi, perdagangan internasional dan sejumlah tugas lain mulai dari ramalan cuaca hingga melangsungkan sensus.

Wilbur Ross, milyader yang meraih kekayaan dengan cara membeli perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan, memperbaiki performa finansial mereka dan seringkali menjual kembali demi meraih keuntungan. Ross (79 tahun), lulusan universitas ternama namun tidak memiliki pengalaman pemerintahan.

Trump menyebut Ross pembela industri manufaktur yang tahu bagaimana membantu perusahaan-perusahaan meraih kesuksesan. Laporan-laporan di banyak media finansial menyebutkan, Ross memiliki pemahaman yang baik mengenai finansial, industri besar dan perdagangan.

Para pendukungnya mengatakan, tindakan-tindakan yang diambil Ross telah menyelamatkan banyak pekerjaan Amerika dalam bidang industri-industri batubara, baja dan tekstil.

Para pengecamnya mengatakan Ross sering mengalihkan pekerjaan ke negara-negara yang memberlakukan upah buruh yang rendah dan memecat para pekerja Amerika. Ia juga dikecam atas kematian 12 pekerjanya di pertambangan batubara miliknya di Virginia pada tahun 2006. Tambang batu bara miliknya itu, Sago, tercatat beberapa kali melakukan pelanggaran keamanan pekerja.

Laporan-laporan menyebutkan, Trump kemungkinan memberi menteri perdagangan peran yang yang lebih bersar dalam perdagangan internasional. Ross sering melangsungkan bisnis dengan China. Namun, belakangan ini, Ross dan sejumlah anggota lain pemerintahan Trump mengecam keras praktik-praktik perdagangan Beijing. [ab/as]