Capres Argentina Pengagum Trump Unggul dalam Pemilu, Nilai Peso Anjlok

  • Associated Press

Lembaran 100 peso Argentina dalam foto ilustrasi 3 September 2019. (Foto: Reuters)

Nilai tukar mata uang Argentina, peso, anjlok pada Senin (14/8) setelah kandidat capres berambut gondrong yang mengagumi sosok mantan presiden Amerika Selatan (AS) Donald Trump unggul dalam pemilihan umum perdana yang akan membantu menentukan siapa presiden Argentina berikutnya.

Javier Milei, yang dikenal anti-kemapanan alias menentang tatanan saat ini, mengguncang dunia politik Argentina pada Minggu (13/8) dengan menerima suara paling banyak pada pemilu perdana bagi pemilihan presiden Oktober mendatang. Pemilihan itu akan menentukan siapa yang akan memimpin negara yang dilanda masalah ekonomi itu.

Milei ingin mengganti mata uang peso dengan dollar dan berpendapat bahwa Bank Sentral Argentina seharusnya dihapuskan.

Ia juga berpendapat perubahan iklim adalah kebohongan.

Milei menyebut pendidikan seks sebagai cara untuk menghancurkan keluarga dan berpendapat bahwa jual-beli organ tubuh manusia seharusnya dilegalkan. Ia juga mengatakan bahwa warga Argentina seharusnya dipermudah memiliki pistol.

BACA JUGA: Argentina akan Gunakan Yuan dengan China untuk Menghemat Dolar

Pemerintah Argentina memutuskan untuk mendevaluasi mata uangnya sebesar 20 persen pada Senin (14/8) dini hari setelah keunggulan Milei yang mengejutkan. Hasil pemilihan itu menjadikan Argentina sebagai negara terbaru yang para pemilihnya memutuskan untuk memilih kandidat dari luar untuk mengungkapkan amarah mereka terhadap status quo.

Dua koalisi politik arus utama telah memperdagangkan kekuasaan selama satu dekade di Argentina.

Argentina mewajibkan warga negaranya untuk memilih dan 69 persen dari 35 juta pemilih di antaranya menunaikan kewajiban itu, masing-masing memilih kandidat untuk berbagai jabatan, dari anggota dewan tingkat lokal hingga presiden.

Kandidat dari partai-partai besar bersaing ketat untuk menjadi capres partai mereka, sementara Milei unggul dari mereka.

Calon presiden Argentina dari aliansi La Libertad Avanza, Javier Milei (tengah), dalam kampanye utamanya di tengah pemilu utama di Buenos Aires, Argentina, 13 Agustus 2023. (Foto: Mariana Nedelcu/Reuters)

Setelah tampil di luar dugaan, kandidat pemula yang mendapat ketenaran dan pengikut bak bintang rock berkat aksinya mengomel menentang “kasta politik” itu kini menjadi pesaing sungguhan untuk kursi kepresidenan.

Dengan laporan 97 persen tempat pemungutan suara, Milei menerima sekitar 30 persen total suara, menurut hasil resmi. Kandidat di koalisi oposisi, United for Change, menerima 28 persen suara, sementara koalisi pemerintah, United for Homeland, menerima 27 persen suara.

Untuk menenangkan pemilu nanti, Milei harus bisa meraih tambahan suara sebesar 15 persen yang akan menjadi tantangan sulit di negara di mana pemilih cenderung memilih capres yang dianggap sebagai pemenang.

BACA JUGA: Ribuan Warga Argentina Berdemo Tuntut Perbaikan Ekonomi

Jika capres tidak menerima 45 persen suara, mereka harus memiliki 40 persen suara dan keunggulan 10 poin dari capres di posisi kedua. Jika tidak, maka akan dilangsungkan pilpres putaran kedua November mendatang, yang mempertemukan capres dua teratas.

Argentina menghadapi inflasi tahunan lebih dari 100 persen, meningkatnya kemiskinan dan mata uang yang terdepresiasi dengan cepat. Milei pertama kali menerima dukungan luas setelah menyerukan agar negara itu mengganti peso dengan dolar AS.

Koalisi oposisi utama, United for Change, bergerak semakin ke kanan karena mantan Menteri Keamanan Patricia Bullrich, yang menjadikan ketegasan penegakan hukum sebagai fokus kampanyenya, menang telak dari pesaingnya yang lebih sentris.

Dalam koalisi pemerintahan saat ini, Union for the Homeland, kandidat capres yang dekat dengan pengusaha – Menteri Ekonomi Sergio Massa – menang telak dari pesaingnya yang lebih progresif, tetapi menerima suara paling sedikit pada pemilu perdana akibat kondisi perekonomian yang buruk saat ini. [rd/jm]