Venezuela dan Amerika Serikat sepakat “meningkatkan hubungan” sementara mereka melanjutkan perundingan hanya beberapa bulan setelah AS menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap negara Amerika Selatan tersebut, kata Caracas pada Rabu (3/7).
Pada pertemuan awal, kedua pihak menyepakati “kesediaan” untuk bekerja sama guna “meningkatkan hubungan,” kata perunding utama Presiden Nicolas Maduro, Jorge Rodriguez, di platform X.
Mereka juga sepakat “menjaga komunikasi dengan cara yang saling menghormati dan konstruktif,” katanya.
Maduro mengumumkan pada Senin (1/7) bahwa perundingan dengan AS akan dilanjutkan. AS adalah musuh lama Maduro yang beraliran kiri. Ia memimpin perekonomian Venezuela yang sedang hancur yang menyebabkan jutaan orang meninggalkan negara tersebut, dan sebagian besarnya bergerak menuju ke utara.
Presiden Maduro mengklaim usul perundingan datang dari AS dan Venezuela menyetujui setelah mempertimbangkan dengan cermat selama dua bulan.
Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar terkait hal tersebut.
Tahun lalu, kedua negara meluncurkan perundingan rahasia di Qatar, yang akhirnya menyetujui pertukaran tahanan.
BACA JUGA: Venezuela Tarik Undangan ke Uni Eropa untuk Memantau PemiluAS menangguhkan sejumlah sanksi terhadap industri minyak Venezuela setelah pemerintah Maduro dan oposisi menjalin kesepakatan di Barbados pada Oktober lalu untuk mengadakan pemungutan suara yang bebas dan adil pada 2024 dengan dihadiri pengamat internasional.
Namun kondisi yang membaik tersebut berakhir ketika lawan-lawan Maduro dilarang mencalonkan diri melawannya dalam pemilu pada 28 Juli mendatang dan para pengamat tidak diundang. Sanksi itu kemudian diberlakukan kembali pada April.
Ancaman yang meningkat
Pihak oposisi Venezuela telah mengecam penangkapan terhadap sekitar 40 tokoh politik dan aktivis sosial yang terjadi pada tahun ini.
Pada bulan April lalu, kelompok HAM Foro Penal memperingatkan adanya “sebuah peningkatan signifikan dari ... tindakan persekusi” di Venezuela.
Hitungan terbaru dari Foro Penal menyebutkan terdapat 278 “tahanan politik” di negara tersebut.
Pihak pemerintah sendiri menuduh kubu oposisi telah berkonspirasi melawan Maduro.
Pada Selasa (2/7), dua kapal angkatan laut Rusia singgah di Venezuela, yang menunjukkan hubungan kuat antara kedua negara. [ka/ab/rs]