Meningkatnya insiden perburuan badak telah mendorong pihak berwenang Namibia memulai beragam pendekatan untuk mencegah calon pemburu menarget badak hitam. Spesies yang terancam punah ini sering menjadi sasaran karena cula yang dinilai menyimpan nilai mistis, menjadi hiasan berharga dan sekaligus manfaat medis bagi konsumen di pasar Asia.
Berbicara saat peluncuran kampanye tahunan memotong cula badak, Menteri Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pariwisata Namibia, Pohamba Shifeta, mengatakan pemotongan cula badak akan menurunkan nilai seekor badak dan membuatnya tak lagi menjadi incaran para pemburu.
“Kami ingin memotong cula badak-badak itu supaya mereka menjadi lebih aman, dan juga karena mereka kadang-kadang saling membunuh satu sama lain. Mengingat banyaknya kasus kematian, diketahui bahwa kematian alami – khususnya diantara badak hitam – terjadi krena perkelahian sangat ganas di kalangan mereka sendiri.”
Baru-baru ini dibentuk sebuah kelompok yang terdiri dari personil militer, polisi , sipir penjara dan pejabat-pejabat intelijen. Komandan Kepolisian Namibia Naftal Lungameni Sakaria mengatakan kepada VOA, para pemburu liar masih menjadi ancaman terhadap upaya konservasi negara itu.
“Taman Nasional Etosha adalah taman di mana terdapat populasi badak terbesar di dunia. Jadi langkah memotong cula badak ini sangat penting bagi negara ini. Orang-orang dari mana pun datang sebagai wisatawan, dan tertarik dengan ide bahwa mereka berkesempatan tinggi melihat seekor badak. Dan mereka dapat melihatnya. Jadi merupakan hal yang sangat penting bagi negara ini," ujarnya.
Dr. Conrad Brain, seorang dokter hewan, mengatakan meskipun pemotongan cula badak merupakan cara efektif untuk mencegah pemburu liar, praktik itu juga dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup badak di alam liar.
“Ada proyek besar yang dilakukan Nabimia bersama sebuah universitas di Amerika di mana mereka melihat dampak negatif pemotongan cula, yaitu ibu badak tidak dapat melindungi keturunannya dari pemangsa karena mereka tidak lagi memiliki cula.”
Brain mengatakan temuan itu signifikan, tetapi sisi positif pemotongan cula badak itu lebih besar dibanding sisi negatifnya.
Program memotong cula badak telah berlangsung sejak 2014. Program ini berlangsung selama 12 bulan ke depan dengan target 600 ekor badak.
BACA JUGA: Botswana Kehilangan Sepertiga Populasi Badak dalam 5 Tahun akibat Perburuan LiarDNA cula-cula itu diprofilkan, ditandai dan disimpan di gudang nasional. Namibia memiliki berton-ton cula badak, tetapi kementerian pimpinan Shifeta tidak merinci lebih jauh karena alasan keamanan.
Berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies yang Terancam Punah atau CITES, perdagangan cula badak dilarang di seluruh belahan dunia. Dalam pertemuan CITES pada tahun lalu di Panama, Namibia berupaya agar larangan memotong cula badak – terutama atas badak putih – berhasil mengumpulkan uang bagi banyak upaya konservasi. Namun, permohonan itu telah ditolak. [em/jm]