Para pengecer AS, mulai dari Walmart hingga Barnes & Noble memasang kamera pemantau atau mengunci barang-barang untuk mencegah pengutil dan pencuri saat mereka bersiap-siap menghadapi serbuan pembeli pada musim belanja pasca-pandemi tahun ini.
Beberapa pengecer termasuk Walmart, J.C. Penney dan Walgreens memasang sistem pengawasan baru atau mempekerjakan lebih banyak penjaga keamanan. Pengecer lainnya, seperti Target dan toko buku Barnes & Noble, menyegel barang dagangan di balik kaca atau menambatkannya dengan kabel baja pada rak-rak toko.
Industri ritel sebelumnya mengkhawatirkan pencurian selama musim belanja menjelang liburan ini, ketika industri berjuang mengatasi kelebihan persediaan dan berkurangnya belanja konsumen pada saat inflasi tinggi.
"Penjualan ditekan. Keuntungan ditekan saat inflasi tertinggi dalam 42 tahun. Dan sekarang dengan bertambahnya biaya pencegahan kejahatan, beban itu akan diteruskan lewat harga yang lebih tinggi," kata Burt Flickinger, direktur pelaksana ritel perusahaan konsultan Strategic Resource Group.
Dampak pada penjualan dan keuntungan selama musim belanja liburan "akan mengerikan," tambahnya. "Saat ini kita bisa melihat shampo-shampo bersama obat acetaminophen dan Tylenol dan banyak kemasan pasta gigi dikunci.... orang yang berencana berbelanja di toko tidak akan mau masuk ke toko yang terkunci dan terlalu aman ini. Jadi pengecer secara keseluruhan kehilangan baik pembelian terencana maupun pembelian mendadak.”
Kejahatan telah menjadi sorotan sejak serentetan pencurian terang-terangan di toko dan disertai kejahatan dengan kekerasan- termasuk insiden "hancurkan dan ambil" selama musim liburan tahun lalu di mana 80 orang bergegas ke toko Nordstrom dekat San Francisco dan kabur membawa banyak barang dagangan, melukai lima karyawan.
Survei National Retail Federation (NRF) mengutip lonjakan 26,5 persen dalam "kejahatan ritel terorganisir" tahun lalu yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Tetapi belum jelas apakah kejahatan ritel AS sedang meningkat, dengan terbatasnya data tentang masalah tersebut. Total kerugian dari pencurian, penipuan, dan kesalahan untuk pengecer AS pada tahun 2021 tetap stabil pada tingkat rata-rata 1,4 persen dari total penjualan, seperti yang terjadi selama lima tahun sebelumnya.
Namun, pada kuartal ini, pengecer mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk keamanan yang bisa menambah tekanan pada margin yang sudah tertekan karena biaya BBM, transportasi, tenaga kerja, dan bahan baku yang lebih tinggi.
Bagian dari masalahnya adalah menuntut kejahatan kecil itu merepotkan, dan beberapa negara bagian telah menaikkan ambang batas nilai barang dagangan yang dicuri menjadi sekitar $1.000 untuk menetapkan tuduhan kejahatan.
Itulah sebabnya mengapa tanggung jawab untuk mencegah kejahatan menjadi prioritas bagi para pengecer , terutama selama akhir pekan libur Thanksgiving yang diperkirakan akan mencatat rekor jumlah pembeli. Musim liburan yang sibuk mencakup hampir 20 persen dari total penjualan ritel AS tahun ini. [my/em]