Pentagon sedang mempertimbangkan mengirim ratusan pasukan ke perbatasan selatan Amerika, setelah Presiden Donald Trump mengulangi pernyataannya hari Kamis (25/10), bahwa ia akan menggunakan militer untuk mencegah migran massal Amerika Tengah memasuki Amerika.
Seorang pejabat AS memberitahu VOA, jumlah pasukan yang disediakan akan tergantung pada bentuk penugasan yang diminta Departemen Keamanan Dalam Negeri. Pasukan itu akan membantu petugas patroli perbatasan. Lebih dari dua ribu pasukan Garda Nasional telah dikerahkan ke daerah itu.
Presiden Trump menyebut migran massal, yang masih lebih dari 1.600 kilometer jauhnya dari perbatasan AS terdekat, sebagai "darurat nasional."
"Saya mengirim militer untuk darurat nasional ini. Mereka akan dihentikan!", Tulis Trump dalam sebuah cuitan di Twitter Kamis (25/10) pagi. Trump juga setuju dengan seorang pejabat serikat buruh patroli perbatasan, bahwa Demokrat harus disalahkan menyebabkan migran mencari perlindungan di AS.
Trump mengecam Honduras, El Salvador dan Guatemala karena tidak menghentikan warga negara mereka datang ke AS. Dia mengatakan Senin, akan mulai memotong atau mengurangi bantuan Amerika ke negara-negara itu dan pekan lalu mengancam untuk menggunakan pasukan militer guna menutup perbatasan.
Setelah berkemah semalaman di kota Mapastepec, Meksiko selatan, rombongan migran itu melanjutkan perjalanan hari Kamis. Penyakit, pelecehan oleh polisi dan ketakutan dialami para migran, yang sekarang jumlahnya antara 4.000 sampai 5.000, turun tajam dari perkiraan 7.000 hanya beberapa hari sebelumnya.
Para pejabat mengatakan, hampir 1.700 migran sudah urung meneruskan perjalanan dan mengajukan permohonan suaka di Meksiko. Beberapa ratus migran yang letih telah menerima tawaran pemerintah Meksiko untuk memulangkan mereka ke negara asal mereka. (ps/al)