CEO bergilir Huawei menantang Amerika dan pemerintah-pemerintah lain untuk memberi bukti atas tudingan-tudingan bahwa bahwa raksasa teknologi China itu menawarkan risiko keamanan, sewaktu perusahaan itu hari Selasa (18/12) meluncurkan kampanye pencitraan publik untuk meredakan kekhawatiran yang mengancam perannya dalam industri komunikasi generasi mendatang.
Berbicara dengan para wartawan yang diundang ke kantor pusat Huawei Technologies Ltd., Ken Hu mengeluhkan, tuduhan terhadap perusahaan pembuat perlengkapan jaringan global terbesar itu bersumber dari “ideologi dan geopolitik.''
Dia memperingatkan, tidak melibatkan Huawei dalam jaringan 5G di Australia dan pasar-pasar lainnya akan merugikan konsumen karena akan menaikkan harga dan memperlambat inovasi.
Australia dan Selandia Baru telah melarang Huawei terlibat dalam jaringan 5G dengan alasan keamanan. Mereka bergabung dengan Amerika dan Taiwan, yang punya pembatasan yang lebih luas terhadap Huawei. Badan keamanan cyber Jepang mengatakan, pemerintah tidak akan membeli kebutuhan komunikasi mereka dari pemasok-pemasok yang dianggap berisiko tinggi, termasuk Huawei. h.
Sejauh ini, pelarangan tersebut berdampak kecil pada Huawei yang mengatakan bahwa penjualan globalnya tahun ini kemungkinan akan melebihi $ 100 miliar. Tetapi keputusan perusahaan untuk mengadakan acara hari Selasa itu, tampaknya mencerminkan kekhawatiran yang berkembang bahwa tuduhan itu dapat merugikan perusahaan itu di pasar 5G yang berkembang dan menurut analis industri bisa bernilai $ 20 miliar per tahun pada 2022.
Hu, yang sering muncul pada acara-acara perindustrian tetapi jarang memberi kesemopatan untuk diwawancara, wawancara itu, berbicara selama dua jam 20 menit dengan para wartawan dari Amerika, Eropa dan Asia.
"Jika Anda punya bukti, itu harus dibeberkan," kata Hu. "Mungkin bukan untuk Huawei dan mungkin tidak untuk publik, tetapi untuk operator telekomunikasi, karena mereka adalah orang-orang yang membeli Huawei." (ps/ab)