CEO Pusat Seni Saudi Tersandung Kasus Pencucian Uang

Makam kuno berukir Nabataean di situs arkeologi al-Hijr (Hegra), dekat kota al-Ula di barat laut Saudi, 31 Januari 2022. Kepala proyek pariwisata dan warisan budaya Saudi itangkap karena dicurigai melakukan pencucian uang(Foto: AFP)

Kepala proyek pariwisata dan warisan budaya yang dimaksudkan untuk membantu menjadikan Arab Saudi sebagai pusat seni global ditangkap karena dicurigai melakukan tindakan pencucian uang, pihak berwenang mengumumkan pada Minggu (28/1) malam.

Amr bin Saleh Abdulrahman AlMadani, Kepala Eksekutif Komisi Kerajaan untuk AlUla di wilayah barat laut Madinah, “ditangkap karena keterlibatannya dalam kejahatan penyalahgunaan wewenang dan pencucian uang”, kata lembaga anti-korupsi dalam sebuah pernyataan.

AlMadani diduga terlibat dalam perolehan kontrak secara illegal, baik sebelum dan sesudah ia menjabat, untuk sebuah perusahaan terpisah di mana ia memiliki saham, kata pernyataan itu. Nilai kontrak illegal tersebut mencapai sekitar 207 juta riyal Saudi ($55 juta).

"Prosedur hukum sedang dilakukan terhadap para tahanan untuk penuntutan di pengadilan, sesuai dengan hukum dan peraturan," bunyi pernyataan itu.

BACA JUGA: Kelompok-kelompok HAM Prihatin atas Penangkapan 300 Pejabat Pemerintahan di Saudi

Situs web Royal Commission of AlUla pada Senin (29/1) tidak merujuk pada AlMadani dan malah menyebut Abeer AlAkel sebagai CEO pelaksana.

AlUla adalah tempat ditemukannya situs arkeologi Hegra, situs Warisan Dunia UNESCO terkenal dengan makam Nabatea kuno yang tersebar di antara pegunungan batu pasir dan wadi.

Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang mendorong terwujudnya destinasi seni kelas atas, sebagai bagian dari upaya untuk mengubah Arab Saudi menjadi pusat pariwisata. Hal tersebut merupakan bagian dari agenda reformasi Visi 2030 yang digagas Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

Kawasan tersebut saat ini memiliki resor ekologi mewah dan teater mewah yang dilapisi panel cermin yang pernah menyelenggarakan pertunjukan musisi tersohor seperti Mariah Carey, Alicia Keys, dan Andrea Bocelli.

Pangeran Mohammed saat menjadi pewaris takhta pada 2017, bertekad untuk memberantas korupsi. Dia mengawasi langsung penahanan sekitar 200 pangeran dan pengusaha di hotel Ritz-Carlton Riyadh sebagai tindakan tegas yang memperkokoh cengkeramannya atas kekuasaan. [ah/rs]