Charlie Hebdo Terus Ejek Pemimpin Iran

Sejumlah demonstran berkumpul di luar Kedutaan Besar Prancis di Teheran, Iran, pada 8 Januari 2023. Mereka memprotes pemuatan kartun yang menggambarkan pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei pada harian Prancis Charlie Hebdo. (AFP/Atta Kenare)

Harian satir Prancis, Charlie Hebdo, terus mengejek pemimpin spiritual Iran. Pada Selasa (10/1), harian tersebut kembali membuat kartun Ayatollah Ali Khamenei, meskipun sebelumnya telah muncul protes dari Iran dan sekutunya.

"Para mullah tidak senang. Karikatur pemimpin tertinggi mereka tampaknya tidak membuat mereka tertawa," tulis editor harian itu, yang dikenal sebagai Riss, dalam edisi terbaru, yang beredar pada Rabu.

BACA JUGA: Warga Negara Turki-Swiss Pendukung ISIS Dihukum atas Pembunuhan pada 2020

"Menertawakan diri sendiri tidak pernah menjadi kekuatan tiran," tambahnya.

Koran tersebut mengalami serangan siber setelah menerbitkan kartun Khamenei dalam edisi khusus pekan lalu. Edisi itu menandai peringatan serangan tahun 2015 di kantor harian itu di Paris yang menewaskan 12 orang.

"Sebuah serangan digital tidak menimbulkan korban jiwa, namun itu menjelaskan reaksi yang timbul. Rezim mullah merasa berada dalam bahaya sehingga mereka perlu untuk meretas situs sebuah harian Prancis," tulis Riss.

"(Serangan) ini merupakan kehormatan di satu sisi, namun dibalik itu semua, hal itu membuktikan bahwa kekuatan mereka sangat rapuh."

Iran telah dilanda protes selama berbulan-bulan akibat kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral negara tersebut. Perempuan muda itu ditangkap karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian di negara itu.

BACA JUGA: Iran Vonis Pekerja Bantuan Belgia 40 Tahun Penjara dan 74 Cambuk

Iran mengeluarkan peringatan resmi kepada Prancis atas kartun di Charlie Hebdo tersebut pekan lalu yang mereka anggap sebagai sesuatu "menghina dan tidak senonoh."

Sebelumnya pada Selasa, Hizbullah, gerakan pro-Iran di Lebanon, juga mengutuk kartun itu. Mereka menyatakan bahwa Khamenei bukan hanya seorang penguasa tetapi "simbol agama bagi puluhan juta orang beriman." [ka/lt/rs]