Chen Serukan Tiongkok Hormati Undang-undang

Aktivis tunanetra Tiongkok, Chen Guangcheng berbicara di depan Dewan Hubungan Luar Negeri, New York (31/5).

Chen Guangcheng, aktivis tunanetra Tiongkok berbicara tentang perundang-undangan Tiongkok di Dewan Hubungan Luar Negeri, New York, Kamis (31/5).
Aktivis tunanetra Tiongkok Chen Guangcheng, yang tiba baru-baru ini di Amerika Serikat setelah melarikan diri bulan lalu dari tahanan rumah di provinsi Shandong, Tiongkok, mengatakan perubahan menuju demokrasi di Tiongkok berjalan lamban, tetapi tidak dapat mundur lagi.

Dalam penampilan resmi pertamanya di depan umum di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York hari Kamis, Chen juga menyerukan kepada pemerintah Tiongkok dan para pejabat partai – termasuk Presiden Hu Jintao – agar menghormati undang-undang dasar dan undang-undang negara itu. Chen mengatakan masalah Tiongkok bukanlah ketiadaan undang-undang di Tiongkok, melainkan kurangnya penghormatan terhadap undang-undang yang berlaku.

Berbicara melalui penerjemah, Chen mengatakan ia sependapat dengan orang-orang yang mengatakan ada lebih dari satu model demokrasi, dan bahwa Tiongkok sebaiknya jangan meniru saja demokrasi gaya Barat.

Chen, pengacara otodidak Tiongkok, pernah menimbulkan kemarahan para pejabat di negaranya karena menentang undang-undang pembatasan ketat kependudukan dan karena membantu orang melawan pelanggaran oleh pemerintah. Ia mengatakan hukum internasional hendaknya memegang peranan di Tiongkok apabila para pemimpinnya melakukan tingkah laku yang tidak wajar terhadap warga.