China, pada Selasa (8/2), mengatakan akan mengundang lebih banyak penonton untuk hadir di perhelatan Olimpiade Musim Dingin karena keberhasilannya dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan menciptakan area khusus yang memisahkan memisahkan para peserta Olimpiade dan publik.
Pihak penyelenggara tidak menjual tiket kepada publik karena keprihatinan akan penyebaran virus corona, tetapi secara terbatas memilih sejumlah penonton yang wajib mematuhi langkah pembendungan dan pencegahan COVID-19 yang ketat.
Pengumuman itu dibuat pada konferensi pers dimana Huang Chun, seorang pejabat dari kantor pencegahan dan pengendalian pandemi, mengatakan target realistis mengenai jumlah penonton yang hadir pada Olimpiade Musim dingin Beijing sebelum pagelaran tersebut berakhir adalah sekitar 30 persen.
BACA JUGA: Antisipasi Serangan Siber, FBI Imbau Atlet Olimpiade Beijing Gunakan Ponsel Sementara“Kami akan mengijinkan lebih banyak penonton berdasarkan permintaan karena situasi COVID-19 yang sekarang berada dalam kendali,” kata Huang.
Sementara itu, Kota Baise, sebelah barat daya China, pada Selasa (8/2), tidak melaporkan adanya kasus virus corona baru, satu hari setelah lockdown ketat diberlakukan pada kota tersebut menyusul kenaikan infeksi tiga hari sebelumnya.
Penguasa memerintahkan penduduk di kota itu, yang letaknya berbatasan dengan Vietnam, agar tinggal di dalam rumah, dan hanya keluar untuk membeli bahan makanan pokok atau melakukan tes COVID-19. Pejabat lokal menganjurkan penduduk kota yang populasinya mencapai 3,6 juta orang itu untuk memanfaatkan layanan pengantaran dan menghindari pergi ke toko jika memungkinkan.
Lockdown ini datang di saat China menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 yang digelar di ibu kota Beijing dan diselenggarakan di dalam kawasan tertutup yang dikendalikan secara ketat guna mencegah penyebaran virus corona.
BACA JUGA: Kasus COVID Meningkat, China 'Lockdown' Kota BaiseDi sisi lain, Hong Kong, pada Selasa (8/2) mengumumkan langkah lockdown paling ketat sejak pandemi dimulai karena kasus infeksi harian telah mencapai 600.
Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan, pertemuan lebih dari dua keluarga di dalam lokasi yang privat akan dilarang, dan pertemuan publik akan dibatasi untuk dua orang saja. Tempat peribadatan dan salon rambut akan ditutup sampai 24 Februari mendatang, dan pemberlakuan kartu vaksin akan diwajibkan untuk masuk ke tempat umum seperti pasar dan restoran, kata Lam.
Pejabat di negara-negara bagian AS, seperti Connecticutt, Delaware, New Jersey, California dan Oregon telah mengumumkan penghapusan persyaratan penggunaan masker untuk sekolah dan tempat-tempat publik lain pada minggu-minggu mendatang, sementara tingkat infeksi akibat varian omicron mulai mereda.
Pusat Data COVID-19 Universitas Johns Hopkins, pada Senin (7/2) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 399 juta infeksi COVID-19 di seluruh dunia, dan lebih dari 5,7 juta kematian akibat COVID-19. Pusat data tersebut itu mengatakan lebih dari 10 juta vaksin COVID-19 telah diberikan. [jm/my]