China mengatakan, Jumat (9/8), bahwa pihaknya telah mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) mengenai tarif tinggi yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap impor kendaraan listrik asal China.
Uni Eropa pada Juli mengenakan tarif hingga 37,6 persen pada kendaraan buatan China setelah ditemukan bahwa produsen mobil tersebut menerima subsidi besar dari pemerintah yang melemahkan pesaing Eropa. Namun, China mengatakan pada Jumat bahwa dukungan apa pun yang diberikannya kepada pasar kendaraan listrik dalam negeri diberikan sesuai dengan aturan WTO.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa mereka telah mengajukan banding atas tarif tersebut “untuk melindungi hak pengembangan dan kepentingan industri kendaraan listrik dan kerja sama dalam transformasi ramah lingkungan global.”
“Keputusan awal UE tidak memiliki dasar faktual dan hukum, sangat melanggar peraturan WTO dan melemahkan situasi kerja sama global secara keseluruhan dalam mengatasi perubahan iklim,” kata pernyataan itu.
“Kami mendesak UE untuk segera memperbaiki praktiknya yang keliru dan bersama-sama menjaga stabilitas kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE serta industri dan rantai pasokan kendaraan listrik.”
Komisi Eropa mengatakan akan menanggapi keluhan China melalui jalur yang tepat.
“UE dengan hati-hati mempelajari semua rincian permintaan ini dan akan bereaksi terhadap pihak berwenang China pada waktunya sesuai dengan prosedur WTO,” kata juru bicara Komisi Eropa kepada kantor berita AFP.
Juru bicara WTO Ismaila Dieng mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa organisasi tersebut telah menerima permohonan China, dan bahwa “informasi lebih lanjut akan tersedia setelah permintaan tersebut diedarkan kepada anggota WTO.”
Kewajiban ini akan mulai berlaku pada November untuk jangka waktu lima tahun, sambil menunggu pemungutan suara dari negara-negara anggota UE.
Buatan China 2025
Dominasi China di pasar kendaraan listrik berasal dari kebijakan industri pada 2015 yang dijuluki “Buatan China 2025." Kebijakan itu berupaya menjadikan China sebagai kekuatan dominan dalam manufaktur teknologi tinggi global, termasuk pembuatan kendaraan listrik.
Menurut laporan dari Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), penjualan kendaraan listrik di China menyumbang 8,1 juta dari 13,7 juta total mobil yang terjual di seluruh dunia pada 2023. Menurut Dewan Atlantik, UE adalah importir terbesar kendaraan listrik China, menyumbang hampir 40 persen penjualan ekspor kendaraan listrik China pada 2023.
Amerika Serikat telah mengambil langkah serupa untuk melawan kekuatan industri kendaraan listrik China, dengan mengumumkan pada Mei bahwa AS akan menerapkan tarif 100 persen pada kendaraan listrik China. Kanada mungkin akan mengikuti langkah AS.
China telah menanggapi kenaikan tarif Eropa dengan meluncurkan penyelidikannya sendiri terhadap ekspor cognac Prancis dan daging babi Eropa, sehingga memicu kekhawatiran akan perang dagang di masa depan dengan UE. [ft]
Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari The Associated Press, Reuters dan Agence France-Presse.