Pemerintah China telah mengakui otoritas Uskup Katolik Tianjin Melchior Shi Hongzhen, kata Vatikan, Selasa (27/8). Shi sebelumnya dikenai tahanan rumah karena menolak bergabung dengan struktur gereja yang didukung negara China.
“Perkembangan ini merupakan hasil positif dari dialog yang dibangun dalam beberapa tahun ini antara Takhta Suci dan pemerintah China,” kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.
Vatikan mencapai kesepakatan penting dengan pemerintah China pada tahun 2018, yang kemudian diperbarui pada 2022, mengenai pengangkatan uskup-uskup di negara itu.
Kesepakatan itu memberi sejumlah masukan bagi para pejabat China mengenai siapa yang ditunjuk Paus Fransiskus sebagai uskup di negara itu dan berupaya untuk meredakan ketegangan di China antara jemaat Katolik yang setia kepada Paus dan gereja dukungan negara.
Shi, 94, yang menjadi uskup Tianjin, China Utara, sejak 2019, ditahbiskan sebagai uskup Katolik pada tahun 1982 dan menolak bergabung dengan gereja pemerintah.
Shi ambil bagian dalam upacara pelantikan hari Selasa sebagai bagian dari pengakuan resminya oleh pemerintah, lapor media AsiaNews. Upacara itu berlangsung di hotel, bukannya di gereja, untuk menegaskan bahwa Shi telah ditahbiskan sebagai uskup beberapa dekade silam, kata laporan itu.
Vatikan dan Beijing dijadwalkan memutuskan pada musim gugur ini apakah akan memperbarui kesepakatan mengenai pengangkatan uskup. Diplomat tertinggi Vatikan Kardinal Pietro Parolin telah menyatakan pada Mei lalu bahwa gereja berharap akan memperbarui perjanjian itu. [uh/ka]