Para analis masih belum mengetahui apa yang menyebabkan terputusnya layanan internet di China yang berlangsung selama beberapa jam hari Selasa (22/1).
Pemadaman layanan internet di China telah mengakibatkan aktivitas internet para penggunanya dialihkan ke sebuah situs perusahaan yang berbasis di Amerika yang diketahui bertujuan memangkas penyensoran situs-situs China.
Para analis masih belum mengetahui apa yang menyebabkan masalah itu, yang berlangsung selama beberapa jam hari Selasa.
Pusat Informasi Jaringan Internet China menuding pemadaman itu terjadi akibat kegagalan fungsi server. Namun, kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan, insiden kemungkinan disebabkan ulah para peretas.
Aktivitas internet banyak di antara jutaan para penggunanya yang terpengaruh dialihkan ke situs Dynamic Internet Technology (DIT). Perusahaan itu menjual peralatan anti-sensor ke perusahaan-perusahaan, termasuk Falun Gong, sekte keagamaan yang dilarang di China.
DIT, yang situsnya dilarang di China, menolak bertanggungjawab, dan malah mengatakan pihak-pihak di China kemungkinan yang mendalanginya.
China memblokir akses ke banyak situs-situs di luar negeri, termasuk Facebook, Twitter, dan media-media berita asing, dan menganggap mereka sebagai ancaman terhadap cengkeraman kekuasaan Partai Komunis.
Para analis masih belum mengetahui apa yang menyebabkan masalah itu, yang berlangsung selama beberapa jam hari Selasa.
Pusat Informasi Jaringan Internet China menuding pemadaman itu terjadi akibat kegagalan fungsi server. Namun, kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan, insiden kemungkinan disebabkan ulah para peretas.
Aktivitas internet banyak di antara jutaan para penggunanya yang terpengaruh dialihkan ke situs Dynamic Internet Technology (DIT). Perusahaan itu menjual peralatan anti-sensor ke perusahaan-perusahaan, termasuk Falun Gong, sekte keagamaan yang dilarang di China.
DIT, yang situsnya dilarang di China, menolak bertanggungjawab, dan malah mengatakan pihak-pihak di China kemungkinan yang mendalanginya.
China memblokir akses ke banyak situs-situs di luar negeri, termasuk Facebook, Twitter, dan media-media berita asing, dan menganggap mereka sebagai ancaman terhadap cengkeraman kekuasaan Partai Komunis.