China, Rabu (12/4), memperingatkan bahwa aliansi keamanan yang semakin dalam antara Amerika Serikat dan Filipina tidak boleh membahayakan kepentingan keamanan dan teritorialnya serta mencampuri sengketa teritorial yang telah lama membara di Laut China Selatan.
Ketika diminta untuk mengomentari latihan tempur antara pasukan Amerika dan Filipina yang dimulai pada hari Selasa di Filipina, Kedutaan Besar China di Manila pada hari Rabu mengeluarkan pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, yang mengatakan bahwa latihan semacam itu “tidak boleh menarget pihak ketiga mana pun dan harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional."
Wang tidak mengatakan bagaimana China akan menanggapi jika kerja sama keamanan AS-Filipina merugikan kepentingan inti Beijing.
BACA JUGA: AS, Filipina Mulai Latihan Militer Gabungan ‘Terbesar’ untuk Lawan Keagresifan China di Indo-PasifikDi Washington, menteri pertahanan dan luar negeri AS dan Filipina bertemu pada hari Selasa untuk membahas pengembangan sembilan kamp militer Filipina, di mana pasukan Amerika telah diizinkan untuk tinggal tanpa batas waktu di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan 2014.
“Kamp-kamp ini akan mendukung latihan gabungan dan interoperabilitas antara pasukan kami untuk memastikan bahwa kami lebih siap menghadapi krisis di masa depan,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Ia menambahkan AS mengalokasikan lebih dari $100 juta untuk membangun infrastruktur di lokasi, di mana pasukan Amerika akan ditempatkan.
China sangat menentang perjanjian itu, yang akan memungkinkan pasukan Amerika mendirikan pangkalan militer dan pos-pos pengawasan di Filipina Utara di seberang laut dari Selat Taiwan dan di provinsi-provinsi Filipina Barat yang menghadap Laut China Selatan yang disengketakan, yang praktis diklaim seluruhnya oleh Beijing atas dasar sejarah. Washington membantah klaim China tersebut.
BACA JUGA: AS, Filipina Awali Latihan Tempur Bersama Terbesar di Seberang Laut China SelatanAustin mengatakan ia juga berdiskusi dengan sejawatnya dari Filipina, Carlito Galvez, mengenai pengiriman peralatan pertahanan AS yang sangat dibutuhkan, termasuk radar, sistem udara tak berawak, pesawat angkut militer, dan sistem pertahanan pesisir dan udara ke Filipina selama lima hingga 10 tahun ke depan di bawah perjanjian peta jalan bantuan keamanan.
Latihan militer Balikatan antara sekutu-sekutu perjanjian tersebut pada tahun ini adalah yang terbesar sejak kedua belah pihak memulai latihan kesiapan tempur militer bersama pada awal 1990-an. Latihan itu akan berlangsung hingga 28 April dan melibatkan lebih dari 17.600 personel Amerika dan Filipina serta kontingen kecil Australia. Sekitar selusin negara termasuk Jepang dan India, tetapi tidak China, mengirimkan pengamat mereka, kata pihak penyelenggara. [ab/uh]