China mengatakan, tidak akan mengenakan tarif terhadap 98 persen barang yang diimpor dari Afghanistan, dalam upaya nyata untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral. Ini diumumkan Beijing ketika para penguasa Taliban Afghanistan berjuang untuk menghidupkan kembali ekonominya yang terkena sanksi, hampir setahun setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyampaikan keputusan itu kepada mitranya dari Taliban, Amir Khan Muttaqi, dalam pembicaraan bilateral yang diadakan hari Kamis (28/7) di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan. Kementerian luar negeri China merilis rincian pertemuan hari Jumat (29/7).
"China akan menerapkan tarif nol hingga 98 persen dari jalur tarif produk Afghanistan yang diekspor ke China dan bersedia mengimpor lebih banyak produk khusus yang berkualitas dari Afghanistan," kata pernyataan yang mengutip Wang.
BACA JUGA: Taliban akan Beli Minyak dari IranAfghanistan bukanlah negara eksportir utama ke China, meskipun China mengimpor beberapa kacang pinus Afghanistan dan barang-barang lainnya dalam apa yang dianggap sebagai upaya untuk meringankan kesulitan rakyat Afghanistan.
Tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban sejak kelompok Islam itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan Agustus lalu, ketika pemerintah yang didukung Barat runtuh, dan pasukan asing pimpinan AS tiba-tiba menarik diri dari negara itu.
Bagaimanapun, China secara terbuka mendukung Taliban, dan merupakan salah satu negara yang tetap membuka kedutaan mereka di Kabul sejak pengambilalihan oleh Taliban. Wang mengunjungi Kabul baru-baru ini dan mendesak negara-negara lain untuk meningkatkan keterlibatan dengan Taliban. [ps/pp]