Perang Rusia di Ukraina – yang digambarkan para pejabat AS sebagai ancaman bagi AS sendiri – masih di bawah China dalam hal ancaman jangka panjang bagi keamanan Amerika, menurut seorang pejabat tinggi Pentagon.
Peringatan tersebut, yang dikemukakan Ely Ratner, asisten Menteri Pertahanan bidang keamanan Indo-Pasifik, muncul dalam kesaksian yang disiapkan untuk dengar keterangan hari Rabu oleh Komite Angkatan Bersenjata DPR AS mengenai tantangan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
“PRC (Republik Rakyat China) terus mejadi tantangan paling komprehensif dan serius bagi keamanan nasional kita,” kata Ratner yang akan disampaikan kepada para legislator, menurut salinan pernyataan pembukaannya yang didapat VOA.
“PRC masih menjadi satu-satunya negara dengan niat dan kemampuan yang kian besar untuk mendominasi kawasan Indo-Pasifik dan menggantikan AS,” kata Ratner memperingatkan. Ia menambahkan, “PRC mengejar tujuan-tujuan revisionisnya dengan aktivitas yang semakin koersif di Selat Taiwan, Laut China Selatan dan Laut China Timur, di sepanjang Garis Kontrol Aktual dengan India, dan seterusnya.”
BACA JUGA: China: AS ‘Tidak Punya Hak’ Turut Campur di Laut China SelatanIni bukan pertama kalinya Ratner menyampaikan tentang ancaman yang kian besar dari Beijing.
Pada Oktober 2023, ia mengecam militer China atas apa yang ia gambarkan sebagai “kenaikan tajam” perilaku berisiko di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Secara terpisah, Ratner juga memperingatkan bahwa para pemimpin China “semakin mengandalkan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) sebagai instrumen pemaksaan.”
Selain itu, laporan tahunan Kekuatan Militer China dari Pentagon menyatakan bahwa arsenal nuklir China berkembang semakin pesat daripada yang diperkirakan, sementara Beijing sedang membangun infrastruktur yang diperlukan untuk perluasan lebih lanjut kekuatan nuklirnya.
China telah menanggapi tuduhan itu dengan balik menuduh AS “membesar-besarkan” ancaman tersebut.
BACA JUGA: Yakinkan Sekutu, AS Tak akan Biarkan Ukraina GagalHari Selasa, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeluarkan peringatannyan sendiri, yang menekankan ancaman dari invasi Rusia terhadap Ukraina.
“AS mendukung Ukraina karena ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata Austin pada pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di Ramstein, Jerman. “Tetapi kami juga mendukung Ukraina karena ini penting bagi keamanan kami sendiri.”
“AS akan menghadapi ancaman baru yang serius di dunia di mana agresi dan kediktatoran sedang berlangsung dan di mana para tiran semakin berani, dan di mana para diktator berpikir bahwa mereka dapat menghapus demokrasi dari peta,” katanya.
Para pejabat intelijen AS baru-baru ini berpendapat bahwa ancaman dari Rusia dan China saling terkait, dan bahwa perang Rusia telah membuat para pemimpin China semakin berani. [uh/lt]