China dan Iran Hampir Capai Kesepakatan Ekonomi dan Keamanan

Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam perempuan di Beijing, China, 31 Desember 2019. (Foto: AFP)

Beijing dilaporkan berada dalam tahapan akhir kesepakatan ekonomi dan keamanan senilai $400 miliar dengan Teheran. Sejumlah analis mengatakan kesepakatan itu memberi China sumber energi yang luas dan aman dan pijakan strategis di Kawasan Teluk.

Kementerian luar negeri Iran mengkonfirmasi perjanjian itu berpotensi mengikutsertakan investasi infrastruktur yang signifikan dan kerjasama yang lebih erat dalam pertahanan dan berbagi intelijen. Diskon untuk minyak Iran juga dikabarkan termasuk dalam persetujuan tersebut.

Kesepakatan itu merupakan langkah terbaru dalam upaya Beijing untuk memperluas dari hegemoni kawasan, menjadi sebuah kekuatan dunia melalui apa yang disebut Belt and Road Initiative (prakarsa sabuk dan jalan) yang diprakarsai China.

Kesepakatan Iran-China

Belum ada rincian konkret dari kesepakatan itu, tetapi sejumlah laporan menyatakan hal yang sedang dibahas sejauh ini mengindikasikan investasi besar-besaran. China dilaporkan mempertimbangkan investasi $280 miliar dalam pengembangan sektor minyak, gas, dan petrokimia Iran. Selain itu, China mengalokasikan $120 miliar tambahan bagi peningkatan infrastruktur manufaktur Teheran.

Lingkup perjanjian itu lebih lanjut diilustrasikan ketika Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada 5 Juli lalu menyatakan kepada parlemen telah menegosiasikan 25 tahun perjanjian bersama China "dengan kepercayaan dan keyakinan."

Sebuah laporan dari Petroleum Economist berpendapat kesepakatan itu berpotensi pada pergeseran keseimbangan global dalam sektor minyak dan gas, karena Iran telah menjanjikan jaminan harga diskon kepada China untuk untuk minyak dan gas Iran, termasuk hak tunda bayar atas produksi Iran hingga dua tahun.

China adalah mitra dagang utama Iran dan pasar utama bagi ekspor minyak mentah Iran, yang sangat menderita akibat sejumlah sanksi dari AS. [mg/lt]