China mendesak pemerintah Malaysia untuk melakukan koordinasi yang lebih baik dalam upaya mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang dan menyampaikan informasi secara lebih cepat.
BEIJING, CHINA —
Upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 semakin digiatkan memasuki hari kesepuluh ini, di mana Malaysia meminta Australia untuk memimpin pencarian pesawat yang hilang di Samudera India .
Diperluasnya operasi pencarian yang kini mencakup sekitar 26 negara dan pergeseran upaya pencari ke lengkung wilayah yang lebih luas ke bagian utara dan selatan pesisir barat Malaysia, China kembali menyampaikan keprihatinan terhadap kurangnya informasi atas penyelidikan yang dilakukan.
Dalam konferensi pers hari Senin (17/3), Kementerian Luar Negeri China kembali mendesak Malaysia untuk menyampaikan lebih banyak informasi tentang arah upaya pencarian tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan operasi pencarian menghadapi lebih banyak kesulitan dengan semakin luasnya wilayah pencarian. Hong Lei menambahkan China berharap Malaysia akan mengkoordinasikan seluruh upaya pencarian itu secara lebih baik.
Sebagian besar dari 239 penumpang pesawat Boeing 777 yang hilang itu adalah warga negara China.
Suratkabar resmi China berbahasa Inggris – “China Daily” – hari Senin menyatakan informasi yang sedikit demi sedikit dan saling bertolak-belakang yang disampaikan Malaysia telah semakin menyulitkan upaya pencarian dan membuat seluruh insiden ini menjadi lebih misterius.
Editorial suratkabar yang berkantor di Hong Kong “South China Morning Post” mempertanyakan : “apakah Malaysia tepat untuk memimpin pencarian pesawat MH370 yang kini diperluas itu?”. Dalam editorial itu, pemimpin redaksi Wang Xiangwei mengatakan ini saatnya bagi China untuk tampil dan memimpin operasi tersebut.
Wang Xiangwei mengatakan China seharusnya menggunakan pengaruhnya untuk menekan Malaysia agar bekerja lebih giat untuk menyelesaikan misteri tersebut.
Namun, ketika ditanya tentang pilihan yang ada, Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Malaysia masih memimpin operasi pencarian tersebut.
Pemerintah Malaysia mengatakan pesawat MH370 yang hilang itu - berdasarkan data pelacakan satelit yang diterima hampir delapan jam setelah pesawat tinggal landas – mungkin berada di dua koridor. Satu koridor berada di utara, mencakup sekitar 11 negara termasuk China hingga ke Kazakhstan di Asia Tengah. Koridor lainnya berada di selatan, menuju ke Indonesia hingga ke Samudera India bagian selatan,
Pihak berwenang di Pakistan dan India mengatakan radar di perbatasan mereka tidak melihat keberadaan pesawat itu. Melihat hal itu, beberapa pakar mengatakan jika pesawat itu pergi ke Asia Tengah bagian utara, pesawat itu mungkin terbang melalui Birma, dataran tinggi Himalaya dan mungkin melewati wilayah udara China.
Belum jelas apakah pihak berwenang China sejauh ini telah mengkaji informasi radarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan Malaysia telah meminta China berbagi informasi semacam itu dan China melihat beberapa negara lain telah menanggapi hal tersebut. Hong Lei menambahkan China akan bekerjasama secara aktif atas permintaan apapun yang bisa membantu operasi pencarian pesawat itu.
Di Beijing, keluarga para penumpang menyampaikan kemarahan mereka dengan kelambatan operasi pencarian dan salah langkah pemerintah Malaysia.
Seorang laki-laki mengatakan jika Malaysia sejak awal juga merujuk pada data satelit maka tim SAR tidak menghabiskan waktu mereka dengan mencari di sisi timur Semenanjung Malaysia. Wen mengatakan Malaysia telah melakukan kesalahan besar. “Siapa yang masih ingin naik pesawat yang dikelola Malaysia” – tanyanya. “Siapa yang masih mau berbisnis di Malaysia” – tambah Wen.
Seperti keluarga-keluarga lainnya di China, Wen yakin Malaysia menyembunyikan informasi.
Sementara operasi pencarian diperluas, para analis mengatakan usaha ini tidak semata-mata tergantung pada kemampuan Malaysia membagi informasi tetapi juga seluruh negara di wilayah utara dan selatan, di mana pesawat ini diyakini telah terbang.
Diperluasnya operasi pencarian yang kini mencakup sekitar 26 negara dan pergeseran upaya pencari ke lengkung wilayah yang lebih luas ke bagian utara dan selatan pesisir barat Malaysia, China kembali menyampaikan keprihatinan terhadap kurangnya informasi atas penyelidikan yang dilakukan.
Dalam konferensi pers hari Senin (17/3), Kementerian Luar Negeri China kembali mendesak Malaysia untuk menyampaikan lebih banyak informasi tentang arah upaya pencarian tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan operasi pencarian menghadapi lebih banyak kesulitan dengan semakin luasnya wilayah pencarian. Hong Lei menambahkan China berharap Malaysia akan mengkoordinasikan seluruh upaya pencarian itu secara lebih baik.
Sebagian besar dari 239 penumpang pesawat Boeing 777 yang hilang itu adalah warga negara China.
Suratkabar resmi China berbahasa Inggris – “China Daily” – hari Senin menyatakan informasi yang sedikit demi sedikit dan saling bertolak-belakang yang disampaikan Malaysia telah semakin menyulitkan upaya pencarian dan membuat seluruh insiden ini menjadi lebih misterius.
Editorial suratkabar yang berkantor di Hong Kong “South China Morning Post” mempertanyakan : “apakah Malaysia tepat untuk memimpin pencarian pesawat MH370 yang kini diperluas itu?”. Dalam editorial itu, pemimpin redaksi Wang Xiangwei mengatakan ini saatnya bagi China untuk tampil dan memimpin operasi tersebut.
Wang Xiangwei mengatakan China seharusnya menggunakan pengaruhnya untuk menekan Malaysia agar bekerja lebih giat untuk menyelesaikan misteri tersebut.
Namun, ketika ditanya tentang pilihan yang ada, Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Malaysia masih memimpin operasi pencarian tersebut.
Pemerintah Malaysia mengatakan pesawat MH370 yang hilang itu - berdasarkan data pelacakan satelit yang diterima hampir delapan jam setelah pesawat tinggal landas – mungkin berada di dua koridor. Satu koridor berada di utara, mencakup sekitar 11 negara termasuk China hingga ke Kazakhstan di Asia Tengah. Koridor lainnya berada di selatan, menuju ke Indonesia hingga ke Samudera India bagian selatan,
Pihak berwenang di Pakistan dan India mengatakan radar di perbatasan mereka tidak melihat keberadaan pesawat itu. Melihat hal itu, beberapa pakar mengatakan jika pesawat itu pergi ke Asia Tengah bagian utara, pesawat itu mungkin terbang melalui Birma, dataran tinggi Himalaya dan mungkin melewati wilayah udara China.
Belum jelas apakah pihak berwenang China sejauh ini telah mengkaji informasi radarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan Malaysia telah meminta China berbagi informasi semacam itu dan China melihat beberapa negara lain telah menanggapi hal tersebut. Hong Lei menambahkan China akan bekerjasama secara aktif atas permintaan apapun yang bisa membantu operasi pencarian pesawat itu.
Di Beijing, keluarga para penumpang menyampaikan kemarahan mereka dengan kelambatan operasi pencarian dan salah langkah pemerintah Malaysia.
Seorang laki-laki mengatakan jika Malaysia sejak awal juga merujuk pada data satelit maka tim SAR tidak menghabiskan waktu mereka dengan mencari di sisi timur Semenanjung Malaysia. Wen mengatakan Malaysia telah melakukan kesalahan besar. “Siapa yang masih ingin naik pesawat yang dikelola Malaysia” – tanyanya. “Siapa yang masih mau berbisnis di Malaysia” – tambah Wen.
Seperti keluarga-keluarga lainnya di China, Wen yakin Malaysia menyembunyikan informasi.
Sementara operasi pencarian diperluas, para analis mengatakan usaha ini tidak semata-mata tergantung pada kemampuan Malaysia membagi informasi tetapi juga seluruh negara di wilayah utara dan selatan, di mana pesawat ini diyakini telah terbang.