China dilanda oleh asap polusi yang paling buruk tahun ini selama beberapa hari ini dan lebih dari 70 kota telah menyatakan peringatan merah atau oranye bahaya polusi udara.
Mutu udara yang buruk telah mendorong pemerintah memerintahkan penutupan pabrik, membatasi lalu-lintas kendaraan bermotor dan menutup sekolah-sekolah di kota-kota yang menderita paling buruk, termasuk ibukota Beijing. Tindakan pembatasan itu, yang mulai berlaku sejak Jumat lalu, tidak akan dicabut sampai Kamis, saat angin yang lebih kuat diperkirakan akan membantu untuk menyebarkan asap tersebut.
Sekalipun sebagian di China sependapat bahwa cuaca yang tidak baik mungkin telah menimbulkan kabut asap enam hari itu, banyak lainnya menanyakan: apakah pemerintah telah berbuat cukup untuk menanggulangi masalah polusi udara negara itu?
Rabu malam (21/12), Beijing tetap sebagai kota yang berpolusi paling buruk di dunia dengan indeks mutu udara (AQI) 434, menurut AirVisual – pemantau mutu udara real-time.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menghirup polusi sebanyak itu kapanpun mungkin mengurangi usia orang kira-kira delapan jam.
Dhaka, Bangladesh menyusul sebagai kota nomor dua berpolusi terburuk di dunia dengan indeks 238 dan Kolkata India 235. Dan kota Chengdu serta kota Guangchu di China dengan indeks masing-masing 211 dan 156. [gp]