Para analis mengatakan, media yang dikendalikan oleh pemerintah China menempatkan volume konten di platform media sosial populer untuk menyiarkan pesan-pesan unik pemerintah tentang perang Rusia di Ukraina kepada pengguna internet dari Barat. Pembaca, menurut mereka, tidak selalu tahu asal konten-konten tersebut.
Kantor Berita resmi Xinhua, surat kabar berbahasa Inggris China Daily, dan situs berbahasa Inggris China Global Television Network (CGTN) setiap hari mengunggah beberapa pandangan China akan berita mengenai konflik di Ukraina di laman Facebook dan Twitter milik mereka. CGTN mengelola akun Facebook khusus untuk pemirsanya di Eropa, dan akun lain untuk Amerika.
BACA JUGA: China Kontrol Penyebaran Berita tentang Konflik di UkrainaPesan-pesan itu berisi pandangan China tentang invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung hampir sebulan.China, sekutu Rusia, melalui berbagai outlet media pemerintah telah menyatakan sikap netralnya, membantah klaim bahwa negara itu mendukung Rusia dalam konflik tersebut, dan memuji upaya perdamaian melalui dialog.
Banyak unggahan itu ditautkan ke tagar populer seperti #Ukraine atau #UkraineConflict.
“Duta Besar China untuk Amerika Serikat pada Minggu mengatakan, tuduhan bahwa negaranya memberi bantuan militer ke Rusia dalam konfliknya dengan #Ukraine adalah ‘disinformasi’,” China Daily mencatat dalam satu kalimat yang diunggah di Facebook pada Senin (21/3).
Apa yang dilakukan Beijing akan membuahkan hasil, ujar Danny Levinson, pakar teknologi dan keamanan siber yang berbasis di China. Pemerintah China memiliki atau memantau dengan cermat semua media berita di negara komunis itu, situasi yang sangat kontras dengan apa yang terjadi pada media sosial Barat. [ka/lt]