Lembaga riset Swedia mengatakan, militer China, India dan Pakistan telah meningkatkan kumpulan senjata nuklirnya dengan masing-masing 10 hulu ledak.
China, India dan Pakistan telah meningkatkan kumpulan senjata nuklirnya dengan masing-masing 10 hulu ledak, dan sejumlah negara lain yang juga punya kekuatan nuklir, akan terus mempertahankan sistem senjata itu.
Kata sebuah lembaga riset Swedia, China sejak permulaan tahun ini telah meningkatkan hulu ledak nuklirnya dari 240 menjadi 250. Stockholm International Peace Research Institute atau SIRI juga mengatakan bahwa China sangat tidak transparan tentang jumlah senjata nuklir yang dimilikinya.
Periset SIRI Pillip Schell mengatakan, China mungkin akan terus menaikkan jumlah senjata nuklirnya, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa negara itu akan mengubah kebijakan saat ini untuk mempertahankan jumlah senjata nuklir yang cukup sebagai senjata pencegah serangan lawan. Tapi yang penting bukan jumlah senjata yang dimiliki tapi kualitasnya, kata Pillip Schell.
India dan Pakistan yang bersaing keras juga telah menambah jumlah hulu ledak nuklirnya dengan 10 buah masing-masing.
Sementara itu, Amerika dan Rusia terus menjalankan proses perlucutan senjata sesuai dengan perjanjian START yang ditanda-tangani tahun 2010. Amerika mengurangi jumlah hulu ledak nuklirnya dari 8.000 menjadi 7.700, dan Rusia mengurangi jumlah senjata nuklirnya dari 10.000 menjadi 8.500.
Tapi, kata jurubicara SIRI, Amerika, Rusia, Perancis, Inggris dan China, telah membuat sistem peluncur senjata yang baru atau telah mengumumkan akan membuatnya.
Kata periset SIRI Shannon Kile, tidak ada harapan bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir itu akan menghapus senjata mereka. Kalau melihat program jangka panjang mereka, tampak bahwa pemilikan senjata nuklir masih dianggap sebagai simbol kekuatan.
Kata sebuah lembaga riset Swedia, China sejak permulaan tahun ini telah meningkatkan hulu ledak nuklirnya dari 240 menjadi 250. Stockholm International Peace Research Institute atau SIRI juga mengatakan bahwa China sangat tidak transparan tentang jumlah senjata nuklir yang dimilikinya.
Periset SIRI Pillip Schell mengatakan, China mungkin akan terus menaikkan jumlah senjata nuklirnya, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa negara itu akan mengubah kebijakan saat ini untuk mempertahankan jumlah senjata nuklir yang cukup sebagai senjata pencegah serangan lawan. Tapi yang penting bukan jumlah senjata yang dimiliki tapi kualitasnya, kata Pillip Schell.
India dan Pakistan yang bersaing keras juga telah menambah jumlah hulu ledak nuklirnya dengan 10 buah masing-masing.
Sementara itu, Amerika dan Rusia terus menjalankan proses perlucutan senjata sesuai dengan perjanjian START yang ditanda-tangani tahun 2010. Amerika mengurangi jumlah hulu ledak nuklirnya dari 8.000 menjadi 7.700, dan Rusia mengurangi jumlah senjata nuklirnya dari 10.000 menjadi 8.500.
Tapi, kata jurubicara SIRI, Amerika, Rusia, Perancis, Inggris dan China, telah membuat sistem peluncur senjata yang baru atau telah mengumumkan akan membuatnya.
Kata periset SIRI Shannon Kile, tidak ada harapan bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir itu akan menghapus senjata mereka. Kalau melihat program jangka panjang mereka, tampak bahwa pemilikan senjata nuklir masih dianggap sebagai simbol kekuatan.