China menargetkan astronautnya bisa lebih lama tinggal di Bulan agar mampu melakukan studi ilmiah, jika pemerintah berhasil mendirikan stasiun penelitian bulan, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu (14/3), mengutip perancang program Bulan negara tersebut.
China telah melakukan pemetaan terkait serangkaian misi luar angkasa nirawak pada dekade ini, termasuk mendirikan pangkalan robot untuk menjelajahi wilayah kutub selatan bulan, sebelum pendaratan berawak di Bulan.
"Jika proyek stasiun penelitian bulan berhasil dilaksanakan, China tidak lama lagi bisa melakukan pendaratan berawak," kata Wu Weiren, kepala perancang program eksplorasi Bulan China, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Pekan lalu, China dan Rusia menandatangani pakta awal untuk mendirikan stasiun penelitian Bulan internasional. Namun tidak ada detil waktu terkait rencana itu.
"Dibandingkan dengan astronot Amerika yang hanya bisa tinggal selama puluhan jam setelah mendarat di Bulan, astronaut China akan tinggal di Bulan untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Wu.
BACA JUGA: China, Rusia Setuju Bangun Stasiun Penelitian Bulan"Ini akan menjadi kunjungan jangka panjang di Bulan, bukan kunjungan jangka pendek."
China telah berhasil meluncurkan serangkaian misi di Bulan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengambil batuan Bulan tanpa awak tahun lalu, yang pertama dilakukan oleh negara mana pun sejak tahun 1976.
Namun China masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal pengalaman, keahlian, dan teknologi.
NASA berencana mengembalikan astronaut ke permukaan Bulan pada tahun 2024. Pendaratan awak NASA terakhir dilakukan pada tahun 1972.
Roket China saat ini tidak memiliki daya dorong yang cukup untuk mengirim astronaut ke bulan, kata Wu, tetapi Beijing bertujuan untuk membuat terobosan dalam desain roket pada 2021-2025. [ah/au/dw]