China Kritik Pakta Pertahanan Inggris-Jepang

  • Henry Ridgwell

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berbicara dalam konferensi pers di Beijing pada 9 November 2020. (Foto: AFP/Greg Baker)

China mengkritik pakta pertahanan yang ditandatangani pada Rabu (11/1) oleh Inggris dan Jepang. Pakta itu memungkinkan pasukan dikerahkan ke wilayah masing-masing. Baik London maupun Tokyo menggambarkan China sebagai "tantangan" di kawasan Asia-Pasifik.

“Asia-Pasifik adalah pionir bagi perdamaian dan pembangunan, bukan arena pergulatan untuk permainan geopolitik. China adalah mitra kerja sama untuk semua negara, bukan tantangan,” kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, kepada wartawan di Beijing.

BACA JUGA: Perdana Menteri Jepang Minta Bantuan Kanada untuk Energi Bersih


Pakta pertahanan ditandatangani oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di Menara London. Kedua pemimpin diperlihatkan satu set baju besi samurai Jepang yang dipersembahkan kepada Raja Inggris James pada 1613 oleh Shogun Tokugawa untuk menandai perjanjian perdagangan pertama antara Inggris dan Jepang.

Pakta tersebut secara resmi disebut Perjanjian Akses Timbal Balik dan disetujui secara prinsip pada Mei tahun lalu. Ini adalah pertama kalinya Jepang menandatangani kesepakatan semacam itu dengan sekutu Eropa. Ribuan tentara Amerika Serikat telah ditempatkan di Jepang sebagai bagian dari Pakta Keamanan Amerika-Jepang.

Dalam pernyataan, kantor Sunak mengatakan, “Di dunia yang semakin kompetitif, semakin penting bagi masyarakat demokratis untuk terus bahu membahu sementara kita menavigasi tantangan global yang belum pernah terjadi dalam zaman kita.” [ka/lt]