Kesediaan China untuk menerapkan sanksi yang ada sangat penting sebagai tekanan keuangan terhadap pengembangan senjata nuklir Korea Utara, kata seorang mantan pejabat senior AS, Selasa (7/2).
Sejak awal 2015, Washington telah menerapkan tekanan tambahan pada Korea Utara yang tampaknya membuat kemajuan dalam pengembangan nuklir dan rudalnya, mendorong Kongres AS meloloskan undang-undang baru untuk membantu melaksanakan perintah eksekutif yang ditandatangani mantan presiden Barack Obama.
Perintah AS itu memungkinkan untuk menjatuhkan sanksi pada warga individu Korea Utara dan badan serta pihak ketiga yang terkait dengan program nuklir negara itu.
Pada September, Departemen Keuangan AS menerapkan sanksi untuk pertama kalinya kepada sebuah perusahaan China, Pengembangan Industri Dandong Hongxiang yang diduga sebagai perusahaan utama yang telah melayani bank-bank Korea Utara yang masuk daftar hitam memindahkan uang untuk konversi ke dolar AS.
Daniel Glaser, yang belum lama ini menjabat sebagai asisten menteri urusan keuangan teroris pada Departemen Keuangan Amerika dalam pemerintahan Obama mengatakan, meskipun upaya AS terhadap Korea Utara telah menempatkan "tekanan pada akses Korea Utara ke sistem keuangan internasional," China, sekutu lama Korea Utara harus bekerjasama sepenuhnya dengan menegakkan sanksi untuk membuat sanksi itu efektif.
Beberapa ahli menyarankan AS harus aktif mengejar dana pemimpin Korea Utara Kim Jong-unn di luar negeri. [ps/al]