China Lakukan Patroli Militer di Dekat Perbatasan dengan Myanmar

  • Associated Press

FILE - Pasukan pemerintah Myanmar berdiri di atas atap di sisi Myanmar, dekat bendera China dari kota perbatasan China Nansan di provinsi Yunnan, China barat daya, Minggu, 30 Agustus 2009. (Ng Han Guan/AP)

Militer China melakukan patroli bersenjata di dekat perbatasan dengan Myanmar pekan ini, di mana pemerintah khawatir mengenai kemungkinan dampak pertempuran sengit dalam perang saudara di negara tetangganya itu.

Pasukan tersebut Senin (26/8) dikerahkan ke provinsi Yunnan, di bagian barat daya China, untuk menguji kemampuan mereka menjaga keamanan di daerah-daerah perbatasan, kata Komando Wilayah Selatan militer.

Aliansi milisi-milisi etnis telah menimbulkan serangkaian kemunduran bagi militer Myanmar di bagian timur laut negara itu, yang terletak di dekat China. Lima orang terluka di China pada Januari lalu akibat tembakan artileri nyasar.

Latihan penembakan dengan peluru tajam akan diselenggarakan dari Selasa hingga Kamis di empat lokasi, dua di antaranya di kota Ruili, kata pemerintah daerah Yunnan.

Unit-unit militer akan melakukan patroli bersenjata dan patroli gabungan udara-darat untuk menguji kemampuan mereka dimobilisasi dengan cepat, memblokir dan mengontrol serta menyerang bersama, kata komando selatan dalam sebuah pernyataan.

Militer sebelumnya mengadakan latihan penembakan dengan peluru tajam di dekat perbatasan dengan Myanmar pada November lalu.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi awal bulan ini mengatakan bahwa negaranya “menentang kekacauan dan perang di Myanmar,” menurut media pemerintah China.

Beijing membantu memperantarai tercapainya gencatan senjata pada Januari lalu, tetapi kesepakatan itu gagal pada Juni sewaktu salah satu anggota Aliansi Tiga Bersaudara meluncurkan serangan-serangan baru.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin pemerintahan militer, baru-baru ini menuduh bahwa negara-negara asing mendukung milisi etnis, kemungkinan besar mengacu ke China yang telah lama memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut.

Wang, yang ketika itu dalam kunjungan ke Myanmar, mengatakan kepada Min Aung Hlaing bahwa China menentang serangan di negara bagian Shan, menurut televisi pemerintah Myanmar.

Diplomat tertinggi China itu juga menyatakan harapan bahwa Myanmar “akan secara efektif menjaga keselamatan personel dan proyek-proyek China” di negara tersebut.

Kedutaan Besar China di Myanmar mengeluarkan peringatan bulan ini kepada warga negaranya di negara bagian Shan untuk memperkuat tindakan berjaga-jaga keamanannya dan menghindari zona konflik atau kembali ke China. [uh/ab]