Komisi Kesehatan Nasional China (National Health Commission/NHC) melakukan survei terhadap 30.000 responden untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mereka terhadap masalah kelahiran dan "ketakutan memiliki anak." Hal itu dilakukan di tengah upaya otoritas untuk meningkatkan angka kelahiran yang anjlok.
Survei ini akan melibatkan orang-orang dari 150 wilayah di China dan 1.500 komunitas yang berbeda, menurut surat kabar Global Times, mengutip Pusat Penelitian Populasi dan Pembangunan China di bawah NHC.
Beijing berupaya mendorong pasangan muda untuk memiliki anak setelah China mencatat penurunan populasi selama dua tahun berturut-turut pada 2023.
BACA JUGA: Dorong Ekonomi dan Pembangunan, China Imbau Lansia untuk Jadi RelawanSurvei tersebut bertujuan untuk menganalisis "keengganan dan rasa takut memiliki anak" dan pada akhirnya memberikan dukungan kesuburan dan langkah-langkah insentif, kata surat kabar itu.
Survei keluarga dan fertilitas nasional terakhir kali dilakukan pada 2021. Survei ini dilakukan setelah Biro Statistik Nasional China mengatakan akan melakukan survei sampel nasional dari 10 Oktober-30 November untuk memantau perubahan populasi.
Pejabat kesehatan China menyatakan pada September bahwa mereka akan lebih memfokuskan upaya mereka untuk mempromosikan pernikahan dan kelahiran anak pada "usia yang tepat." Mereka juga menyerukan tanggung jawab pengasuhan bersama untuk membantu kaum muda mengembangkan "perspektif positif tentang pernikahan, kelahiran anak, dan keluarga." [ah]