Departemen Luar Negeri Amerika berencana menjual dua fregat berpeluru kendali, 36 kendaraan serbu amfibi dan lebih dari 1.200 rudal, kepada Taiwan. Itu adalah bagian dari paket senjata bernilai 1,83 milyar dolar. Kongres Amerika punya waktu 30 hari untuk mengkaji rencana penjualan itu. Presiden Taiwan Ma Ying-jeou berterima kasih dan menyatakan setuju, dan kementerian luar negerinya mengeluarkan pernyataan menyambut gembira penjualan itu. Partai oposisi Taiwan juga menyatakan dukungan.
Tetapi wakil menteri luar negeri China memanggil duta besar Amerika di Beijing untuk menyatakan tentangan keras. China menganggap Taiwan, sebagai bagian dari wilayahnya dan meminta seluruh dunia agar tidak menjual senjata ke negara pulau itu. Namun, dalam jangka panjang China diperkirakan tidak akan membalas tindakan Amerika itu. Anggota DPR senior Taiwan Tsai Chin-lung mengatakan China tahu Taiwan masih menginginkan hubungan damai.
Tsai mengatakan stabilitas dan perdamaian dalam hubungan Taiwan dan China adalah tujuan bersama. Ia menyatakan, Taiwan bukan sedang bersiap memulai perang, tetapi hanya melindungi keselamatannya. Jadi, ia mengemukakan, walaupun beberapa kali mengancam, China tidak akan bertindak lebih lanjut secara ekstrim yang kelak menjadi landasan sesuatu yang lebih serius.
China menangguhkan kerjasama militer dan keamanan dengan Amerika setelah Amerika menjual senjata bernilai 6,4 milyar dolar kepada Taiwan tahun 2010. Amerika, yang juga hendak bekerjasama dengan China dalam bidang ekonomi, pengendalian iklim dan isu-isu keamanan global, baru minggu ini menyetujui penjualan senjata baru ke Taiwan. Taiwan telah mulai membangun sistem persenjataannya sendiri. Kekuatan militernya berada pada peringkat ke-15 terkuat di dunia dibanding China, yang berada di tempat ketiga.
Taiwan membentuk pemerintahan sendiri, terpisah dari China, sejak perang saudara tahun 1940-an. Chiang Kai-shek dari Partai Nasionalis lari ke Taiwan setelah kalah dari Partai Komunis. Kedua pihak mengambil langkah-langkah untuk berdamai sejak tahun 2008, tetapi China tidak pernah berhenti mengancam menggunakan kekuatan terhadap Taiwan, jika perlu.
Menurut analis politik, pemerintah Amerika memperhitungkan waktu pengumuman penjualan senjata 1,83 milyar dolar itu guna menghindari reaksi China. Pengumuman disampaikan setelah lawatan Presiden China Xi Jinping ke Amerika September lalu dan pertemuan pertama kali Presiden China dan Presiden Taiwan bulan lalu.
Tetapi penjualan senjata itu juga dilakukan kurang dari sebulan sebelum orang-orang Taiwan memilih presiden baru. Presiden Ma harus mundur tahun depan karena batasan masa jabatan, dan hasil jajak pendapat menunjukkan Partai Nasionalis kalah dari kandidat oposisi yang berpandangan lebih hati-hati mengenai hubungan dengan China dibanding pemerintah saat ini.
Pengamat menyatakan pemerintah Amerika tidak berniat menjual senjata untuk meningkatkan peluang partai yang berkuasa dalam Pemilu. Dewan Bisnis Amerika-Taiwan hari Rabu menyebut penjualan itu adalah sinyal bagi China bahwa Amerika berkepentingan dalam peralihan kekuasaan secara damai di Taiwan dan, Amerika mendukung demokrasi Taiwan. [ka/ii]